Trend terus naiknya harga cabai-cabaian ini, membuat para pedagang dan pembeli dilanda kebingungan, sementara permintaan cukup tinggi.
BANJARMASIN, KP — Cuaca ekstrem yang dibarengi hujan deras akhir-akhir ini, berdampak pada naiknya harga cabai-cabaian disemua jenis seperti cabai rawit, cabai merah besar, dan jenis yang lainnya. Trend terus naiknya harga cabai-cabaian ini, membuat para pedagang dan pembeli dilanda kebingungan.
Pantauan KP lonjakan harga terjadi di sejumlah pasar tradisional Pasar Sentra Antasari, Pasar Baru Harum Manis serta pasar Pasar Teluk Tiram, Banjarmasin.
Salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Sentra Antasari, Siti Hadijah Senin mengakui, dengan naiknya harga cabai, terutama cabe rawit ini permintaan pasar semakin menurun, bahkan, banyak para pembeli tidak lagi berani membeli dalam jumlah yang banyak karena cabai cepat busuk.
Dikatakan, kenaikan harga cabai rawit sudah naik dari sebelumnya hanya Rp50 ribu saja per kilogramnya, kini sudah tembus Rp60 ribu.
Naiknya harga cabe jenis varietas lainnya juga terjadi seperti cabai tiung yang sebelumnya hanya Rp30 ribu naik menjadi Rp45 ribuan naik lagi menjadi Rp75 ribuan begitu pula terjadi pada cabai merah besar sudah Rp25 ribu per kilogram,” ucap Hasta pedagang lainnya.
Menurutnya, pasokan cabai yang beredar di Pasar Sentra Antasari dan pasar lainnya di Banjarmasin, kebanyakan didatangkan dari banua lima, Sulawesi, sebagian saja dipasok Pulau Jawa.
“ Sudah semingguan lebih ini, harga cabai mengalami kenaikan harga dan kenaikannya sangat tinggi jika dibanding sebulan yang lalu dampak curah hujan tinggi,” ucapnya.
Ditambahkan Hasta pedagang lainnya, kenaikan harga cabai ini akibat minimnya pasokan yang masuk kepasar-pasar tradisional Banjarmasin, karena daerah sentra penghasil di Sulawesi, Jawa dan banua enam terus berkurang akibat curah hujan tinggi setiap harinya.
Hasta mengakui, saat ini ada beberapa jenis cabai yang ada di pasaran, seperti cabe taji dengan kepedasan lebih tinggi dibanding cabe rawit namun belum begitu familiar di lidah warga banua.
Bahkan jelasnya, kenaikan harga cabe ini juga membuat juga penjualan semakin menurun setiap harinya.
Seorang pemilik warung makan di Jalan Teluk Tiram H Fauzan kepada wartawan mengatakan, ia terpaksa mengurangi porsi pembeliannya jika sebelumnya, setiap hari membutuhkan cabai berkisar 3 kilogram sampai 4 kilo kini dikurangi menjadi 1 kilogram saja lagi.
Mau tak mau harus berhemat sambel kalau uang dibelanjakan untuk membeli cabai rawit, maka bahan bumbu lainnya akan dikurangi tentu dengan harga yang melonjak naik ini kami semakin terbebani.
“ Saya berharap agar instansi atau dinas Perkebunan, dinas Perdagangan terkait bisa mencarikan solusi di tengah melonjaknya harga cabai-cabaian yang terus naik belakangan ini,” ungkapnya.
Apakah nanti ada digelar operasi pasar atau sejenisnya, sehingga harga cabai rawit khususnya dan sejenisnya bisa kembali normal seperti sedia kala,” tutup kakek 1 cucu ini berharap. (hif/K-10)