
Amuntai, KP – Komisi II bidang ekonomi dan keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan (kalsel) melakukan kunjungan ke Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dalam rangka melaksanakan studi pembelajaran.
Kunjungan yang dilakukan Komisi II tersebut belum lama tadi tersebut, dalam rangka menggali tentang pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di HSU yang dinilai cukup maju.
Rombongan DPRD Kabupaten Banjar terdiri atas Ketua Komisi II H Pribadi Heru Jaya, Wakil Ketua Komisi II H Muhammad Syahrin, disertai empat anggota Derwana Farmei Golles, Herlina Anggriani, Ratu Juriah dan Sarwani serta didampingi Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banjar H Eko.Subianto.
Rombongan disambut Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten HSU Ahmad Redhani Effendi dan Kabid pembinaan UKM Hernani, Kabid Perdagangan Marjuk di Aula kantor Disperindagkop UKM di Amuntai.
“Kita ingin belajar bagaimana Pemkab HSU dalam mengembangkan UKM karena daerah ini memiliki banyak UKM yang berkembang cukup pesat,” ujar Ketua Komisi II H.Pribadi Hadiwijaya.
Pribadi mengatakan, Kabupaten Banjar memiliki sumber daya alam cukup melimpah namun belum banyak yang memanfaatnya melalui UKM.
Komisi II akan mendorong Pemkab Banjar untuk mengembangkan UMKM karena potensi sektor ini cukup menjanjikan kedepannya, baik menyerap tenaga kerja maupun meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha UKM.
Apalagi, katanya, pemerintah pusat melalui Kementrian Perindustrian dan Perdagangan terus mendorong dan membantu pengembangan UKM.
Sementara itu, Ahmad Redhani Effendi menyambut baik keinginan komisi II untuk mengembangkan usaha UMKM di Kabupaten Banjar.
Redhani menjalsakan beberapa alas an mengapa sektor UKM bisa diandalkan karena merupakan sektor usaha yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan merupakan industri kerakyatan yang bersifat padat karya.
Selain itu, pemerintah daerah juga secara terus menerus memberikan pembinaan dan pelatihan, bantuan peralatan, mesin, permodalan serta kemudahan pinjaman kredit di perbankan, koperasi dan lainnya.
Disperindagkop UKM juga bekerja sama dengan Bank Indonesia dalam pembinaan dan pelatihan perajin anyaman purun dan ilung (ampulung).
Selain itu, lanjutnya, promosi produk kerajinan dilakukan melalui ajang pameran di dalam daerah maupun diluar daerah.
Permasalahan yang dihadapi sektor UKM dan Kerajinan di HSU, kata Ridhani, bahan baku dan rotan masih didatangkan dari luar HSU, meski ada juga yang diperoleh dari HSU namun hanya sedikit. Jumlah perajin yang berkualitas juga perlu ditingkatkan untuk memenuhi pesanan besar dari luar negeri.
“Keterbatasan memenuhi pesanan juga terkait kurangnya peralatan mesin yang bisa menghasilkan produk secara massal, masih belum dimiliki UKM dan kelompok perajin,” bebernya. (nov/K-6)