Abdul Razak Mundur dari Kancah Pilgub Kalteng

Sebelumnya H. Abdul Razak sempat mendaftarkan diri ke sejumlah partai diantaranya seperti partai Golkar, Nasdem, PDI-P, Demokrat, dan PAN sebagai salah satu syarat kursi untuk mengikuti kompetisi dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng 2020.

PALANGKA RAYA, KP — Kabar mengejutkan dari arena ramainya pesta demokrasi, mundurnya kader militan dan terbaik Golkar Kalteng Ir.Abdul Razak dari kancah Pemilihan Gubernur pasca silaturahmi besar keluarga H.Abdul Rasyd akhir pekan tadi.

Padahal sebelumnya H. Abdul Razak sempat mendaftarkan diri ke sejumlah partai diantaranya seperti partai Golkar, Nasdem, PDI-P, Demokrat, dan PAN sebagai salah satu syarat kursi untuk mengikuti kompetisi dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng 2020.

Perkembangan politik terakhir Selasa (18/2) diruang kerja Wakil Ketua I DPRD Kalteng, mengeluarkan pernyataan untuk tidak bertarung di Pilgub Kalteng 2020 jika pasangan calon petahana maju dan memenuhi persyaratan.

“ Saya sendiri sebenarnya tidak ada keinginan yang luar biasa untuk maju di Pilkada 2020. Hanya memang keinginan tokoh dan keinginan dari kader Golkar sangat mengharakan dia maju,” ujarnya.

Sekarang jelas kalau patahana (Sugianto Sabran – red) akan maju lagi, dan kemungkinan besar mendapatkan perahu yang memenuhi persyaratan, terang Razak.

Berita Lainnya
1 dari 2,051

Namun diakui sampai dengan saat ini tidak ada satu bakal calon pun yang sudah mengantongi rekomendasi yang memenuhi syarat sembilan kursi. Dia kembali menegaskan, sabagai salah satu kader Golkar akan tunduk terhadap putusan Golkar Pusat yang menunjuk selain dirinya untuk maju di Pilgub Kalteng 2020 nanti.

Dipaparkan dirinya dengan petahana memiliki ikatan keluarga yang tidak bisa dipisahkan oleh faktor lain. Dengan alasan itulah Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Kalteng ini mengambil keputusan berpikir kembali untuk tidak maju.

Jika patahana maju, saya tidak maju. Tapi tidak ada istilah saya mundur sampai detik ini, tegasnya. Hubungan saya dengan petahanan kan kake dan cucuk.

Misalnya kalau sama-sama maju apa kata orang, dan tidak pernah terjadi kake dan cucu ikut dalam satu pertarungan, sehingga saya yang lebih tua mempersilahkan dan memberikan kesempatan patahana untuk maju apalagi kalau diusung Golkar, jelas Razak.

Semisalnya lagi ketika kedua-duanya memenuhi syarat maju dalam Pilgub Kalteng 2020 nanti. Semisalnya nanti lebih dari 3 pasangan calon. Ada kemungkinan besar salah satunya akan menang, atau dua-duanya yang akan kalah. Dengan alasan, dukungan yang diberikan sama.

Bila faktanya demikian, saya yang lebih tua kenapa harus memaksakan. Berbeda kalau patahana tidak maju, walaupun kita tidak mengharapkan, saya pertimbangkan untuk tetap maju” tambahnya.(drt/k-10)

Berlangganan via E-MAIL
Berlangganan via E-MAIL
Berita Menarik Lainnya

Situs ini menggunakan Cookie untuk meningkatkan Kecepatan Akses Anda. Silahkan Anda Setujui atau Abaikan saja.. Terima Selengkapnya