Banjarmasin, KP – Kualitas lingkungan hidup di Kalsel masih rendah, bahkan indeks ini menempati peringkat 19, yang pada tahun sebelumnya di peringkat 22.
“Artinya kualitasnya masih rendah, yang bisa dilihat dari banyaknya pencemaran air, udara maupun tanah yang ada di Kalsel,” ungkap anggota DPRD Kalsel, Zulfa Asma Vikra, kepada wartawan, kemarin, di Banjarmasin.
Hal tersebut diungkapnya usai melounching Zulfa Asma Vikra Institute untukmemberikan kontribusi bagi masyarakat Kalsel, baik dalam hal pemikiran, program kerja maupun gerakan positif.
“Kita fokus pada bidang lingkungan hidup, pendidikan dan sosial,” tambah politisi Partai Demokrat ini.
Salah satunya, dengan berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kalsel melalui ruang bagi para pegiat lingkungan hidup berdiskusi tentang itu.
“Jadi apa langkah-langkah yang bisa dilakukan agar kualitas lingkungan hidup di Kalsel bisa meningkat,” jelas Zulfa.
Diakui, Pemprov telah mengeluarkan beberapa peraturan daerah terkait peningkatan kualitas lingkungan hidup, seperti Revolusi Hijau, namun ini perlu ditunjang dengan kajian-kajian mendalam dari berbagai aspek, seperti pendidikan dan sosial.
Bahkan belum lama ini dilakukan gerakan tanam pohon kasturi, agar jenis buah lokal ini tetap ada dan dapat dinikmati generasi mendatang.
“Karena lingkungan hidup merupakan suatu kebutuhan dan menjadi aspek diantara yang lain. Apabila lingkungan hidup rusak, maka pendidikan dan sosial juga rusak,” ujar anggota Komisi IV DPRD Kalsel.
Zulfa menambahkna, juga upaya peningkatan indeks pembangunan manusia di Kalsel, yang mana pelestarian lingkungan menjadi program utama kita dan banyak program lainnya lagi yang direncanakan, agar bisa membantu pelaksanaan pembangunan di Kalsel.
“Disini terdiri dari generasi muda, diantaranya mahasiswa dan aktivis pemuda, yang menuangkan ide, pemikiran mereka untuk dilaksanakan dan implementasikan dalam program kerjasama di bidang lingkungan,” ujarnya. (lyn)