Iklan
Iklan
Iklan
EKONOMI

PDAM Banua Jual Air Lebih Mahal dari PDAM Surabaya

×

PDAM Banua Jual Air Lebih Mahal dari PDAM Surabaya

Sebarkan artikel ini
KELOLA PDAM – Komisi II DPRD Kalsel bersama jajaran PDAM Bandarmasih dan Intan Banjar untuk belajar pengelolaan PDAM yang efisien agar bisa memberikan kontribusi besar pada peningkatan PAD pemerintah daerah setempat. (KP/istimewa)

Jadi, bukan hanya sekedar PDAM biasa yang selama ini dikonotasikan masyarakat sebagai perusahaan daerah air ‘mandi’. Tetapi di Surabaya sudah bisa sampai kepada pengolahan air layak minum,” ujar politisi senior ini.

BANJARMASIN, KP – Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya mampu memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD) mencapai Rp132 miliar pada 2019 lalu.

Android

“Pada 2020, PDAM Surya Sembada ditargetkan memberikan kontribusi Rp137 miliar,” kata Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo kepada wartawan, usai kunjungan kerja ke PDAM Surya Sembada Surabaya, kemarin, di Banjarmasin.

Menurut Imam Suprastowo, kontribusi PAD bagi Pemko Surabaya ini melalui pembagian deviden, atas penyertaan modal yang diberikan pemerintah daerah setempat.

“Ini yang kita diharapkan bisa dicontoh oleh perusahaan-perusahaan daerah lainnya di Kalsel, khususnya PDAM Bandarmasih dan PDAM Intan Banjar,” tambah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Untuk itu, Komisi II DPRD Kalsel menginginkan agar PDAM Bandarmasih dan Intan Banjar bisa mencontoh pengelolaan PDAM Surya Sembada Surabaya.

“Kita harapkan PDAM di Kalsel bisa meningkatkan pengelolaan dan pelayanan air minum kepada masyarakat,” tambah Imam Suprastowo, yang mengajak direksi PDAM Bandarmasih dan Intan Banjar untuk melihat lebih jauh kinerja PDAM Surya Sembada Surabaya, yang dinilai sukses memberikan pelayanan pada pelanggan.

Hal ini juga karena cakupan pelayanan PDAM Surya Sembada cukup luas, mulai dari ketersediaan air baku sampai pada pengolahan air layak minum langsung dari kran.

“Jadi, bukan hanya sekedar PDAM biasa yang selama ini dikonotasikan masyarakat sebagai perusahaan daerah air ‘mandi’. Tetapi di Surabaya sudah bisa sampai kepada pengolahan air layak minum,” ujar politisi senior ini.

Selain itu, harga jual air juga terendah se Indonesia, hanya Rp600 per meter kubik untuk masyarakat kecil. Harga rata-rata hanya sebesar Rp2.700 per meter kubik untuk menengah ke atas. “Berbeda di Kalsel, yang harga terendah air mencapai Rp2.000 per meter kubik,” ungkap Imam Suprastowo.

Hal senada juga diungkapkan politisi dari Partai Golkar, Muhammad Yani Helmi, agar PDAM di Kalsel belajar mengenai pelayanan PDAM Surya Sembada, terutama terkait penetapan tarif PDAM yang murah kepada masyarakat.

Selain itu, juga sepakat kebijakan kepala daerahnya (walikota-red) yang lebih mementingkan masyarakatnya, namun disisi lain juga tetap memperhatikan operasional perusahaan agar berjalan baik dan memberikan hasil untuk PAD melalui deviden.

“Jika Surabaya bisa, maka diharapkan Banjarmasin juga bisa begitu,” ujar Paman Yani, panggilan akrab Yani Helmi. (lyn/K-1)

Iklan
Iklan