Oleh : Baiq Lidia Astuti S.Pd
Pemerhati Masalah Perempuan dan Anak
Dunia sedang dihebohkan dengan mewabahnya virus corona jenis baru, yakni Novel coronavirus (2019-nCov) yang berasal dari Wuhan, China. Mulai dari google trend hingga trend di sosial media, isu tentang virus ini begitu booming dan menjadi trending.
Diketahui, Novel coronavirus (2019-nCov) merupakan virus penyebab penyakit saluran pernapasan di mana virus ini masih satu keluarga dengan virus SARS dan MERS. Di duga awal mula penyebaran virus ini berasal dari sebuah pasar di Wuhan yang menjual daging hewan-hewan liar.
Penyebaran virus ini begitu cepat menginfeksi negara negara di luar Cina. kondisi tersebut diperburuk oleh momen Tahun Baru China yang artinya, ratusan juta orang bepergian keluar dan masuk negara itu.
Pemerintah China hingga saat ini mencatat lebih dari 4.515 orang telah terinfeksi virus corona dengan 106 diantaranya dinyatakan meninggal dunia, dan terus bertambah. Bahkan tercatat sudah 14 negara yang tertular oleh virus ini.
Sejumlah negara seperti Prancis, Jerman, hingga Amerika Serikat mengeluarkan imbauan bagi warga untuk menunda kunjungan ke China. Tak hanya itu, Prancis dan Amerika Serikat berencana mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan.
Bahkan pemerintah Mongolia memutuskan menutup perbatasan dengan China untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona. Sedangkan pemerintah Malaysia dan Hong Kong melarang warga Provinsi Wuhan, China, yang menjadi pusat penyebaran virus mematikan tersebut memasuki wilayah mereka.
Dindonesia sendiri terkesan masih santai menanggapi wabah ini, seperti baru-baru ini sebanyak 150 turis asal China masuk Sumatera Barat pada Minggu (26/1) pagi. Wisatawan asal Kota Kunming, Provinsi Yunan, China, itu mendarat menggunakan pesawat carter Citilink sekitar pukul 06.24 WIB.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sempat menyambut kedatangan para turis yang akan berwisata selama lima hari ke Pariaman, Bukittinggi, Tanah Datar, Padang dan Kawasan Mandeh itu di bandara. Penyambutan tersebut jadi menghebohkan karena terjadi di saat virus corona diberitakan sudah menyebar ke banyak negara. Masyarakat Sumbar terang-terangan menolak kedatangan turis tersebut karena berpotensi meningkatkan risiko terjangkit virus Corona yang berasal dari Wuhan, China.
Sungguh sangat ironis, ketika Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1, dr Anas Ma’aruf yang menyatakan bahwa tidak melakukan restriksi, pembatasan perjalanan orang, karena bisnis bisa merugi, ekonomi bisa berhenti. Ketika semua negara waspada dan lakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran CoronaV, pemerintah Indonesia tidak segera mengambil tindakan pencegahan total dengan kebijakan travel warning atau larangan masuknya turis Cina. Pernyataan pejabat bahwa tidak ada pembatasan masuk dan keluarnya wisatawan Cina karena bisa merugikan bisnis menujukkan bagaimana prioritas negara Menunjukkan bahwa pemerintah lebih memikirkan untung rugi bisnis dibanding perlindungan total terhadap rakyat
Di zaman Rasulullah saw jikalau ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk.
Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail, kemudian dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika dinyatakan sudah sembuh total. Sebagaimana hadits Nabi: yang artinya: “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari), artinya seharusnya warga china juga tidak ada yang keluar dari tempat wabah karena akan menyebarkannya virus ke negara lainnya, dan benar saja saat ini banyak negara yang sudah terpapar virus ini.
Selain Rasulullah, di masa khalifah Umar bin Khattab juga terdapat wabah penyakit. Dalam sebuah hadits dicerikatakan, Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam lalu ia mendapatkan kabar wabah penyakit. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”
Sungguh Islam begitu sempurna mengatur kehidupan manusia, islam mengatur untuk memakan makanan dan minuman yang halal dan thoyyib. Islam mengatur bagaimana negara menjaga dan menjamin kesehatan rakyatnya. Islam juga mengatur kehidupan dengan seperangkat peraturan yang pasti membawa kemaslahatan bagi manusia. Wallahu a’lam