Kasongan, KP – Alat Pertanian modern (alsintan) yang digunakan ratusan petani di wilayah kecamatan Katingan Kuala Kabupaten Katingan selama ini sangat membantu produktivitas pertanian di kecamatan Katingan Kuala.
Kepala Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Katingan Ir Yossy mengatakan hal itu kepada wartawan di Kasongan, Kamis (12/3/2020).
Contohnya, alsintan jenis Combain atau alat pertanian untuk memanen (mengatam) pads yang sudah menguning. Alat ini sudah Banyak dimiliki dan digunakan oleh ratusan petani di kecamatan Katingan Kuala. Penggunaannya bukan hanya efektif dan efesien saja, tadpi disamping dapat mengurangi pengeluaran (cost) produksi, juga sangat menghemat waktu. Karena, untuk memanen sebanyak 1 hektare hanya membutuhkan tenaga 2 hingga 3 orang saja. “Waktunya pun hanya 2 hingga 3 jam saja perhektare. Tidak sampai dua hari atau tiga hari,” jelasnya.
Bahkan, katanya melanjutkan, dengan cara kerja combain ini, menurutnya bukan hanya bisa digunakan untuk memanen saja, tapi langsung merontokkan atau memisahkan langsung antara padi dengan batang dan daun padinya. “Sehingga, selain waktu yang digunakan sangat efesien, cost produksinya pun jauh lebih murah dari pada menggunakan cara manual,” ujarnya.
Selain combain menurutnya ada lagi jenis alsintan lainnya yaitu drayer, untuk pengering padi yang sudah dirontokan melalui combain. Dengan menggunakan drayer ini selain waktunya cepat jika dibandingkan dengan pengering yang berasal dari panasnya trik matahari, juga dapat digunakan di saat musim penghujan.
Terkait dengan combain yang digunakan oleh puluhan kelompok petani di kecamatan Katingan Kuala selama ini menurutnya, sebagian besar merupakan hak milik masyarakat setempat. “Sejumlah combain di kecamatan Katingan Kuala ini memang milik masyarakat setempat yang ada di masing-masing kelompk tani. Sedangkan penggunaannya secara bergantian dari lahan ke lahan lainnya,” ujarn.
Sedangkan bantuan dari permintah untuk combain ini, untuk tahun anggaran 2020 sudah terlambat. Tapi untuk tahun anggaran 2021 nanti tetap akan diusulkan kembali kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemkab Katingan.
“Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas pertanian, Dari 4 ton/perhektare menjadi 6 hingga 7 ton/hektare, sesuai keinginan Pemerintah Pusat” jelas mantan kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja ini. (isn/K-10)