Banjarmasin, KP – Tangan Faizah Nayandra dan Nahya Asbahna tampak cekatan meramu bahan-bahan untuk dijadikan antiseptik.
Lengap dengan pakaian praktek, dua siswi Akademi Farmasi Insan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) Banjarmasin ditugaskan untuk membuat hand Sanitizer buatan sendiri.
“Kalau sehari bisa dapat sampai 200 botol. Hand Sanitizer ini efektifnya digunakan setelah didiamkan selam tiga jam,” jelas Faizah, Rabu (18/03/2020).
ISFI Banjarmasin sengaja membuat hand Sanitizer ditengah kelangkaan antiseptik ini di pasaran.
Sekolah farmasi ini turut ambil bagian dengan cara mendistribusikan hand sanitizer produk mereka ini bagi yang memang memerlukan.
Dosen Akademi Farmasi ISPI Banjarmasin Rahmadanilah menjelaskan, mereka mempruksi antiseptik ini dengan dua varian, jel, dan sprey (semprot) yang tentu saja sudah wangi-wangian.
Ia menjelaskan, untuk hand sanitizer spray mengandung alkohol 70 persen, orif oil, bahan pelembut, H202 dan esensial oil.
“Berdasarkan penelitian alkohol 70 persen lebih efektif membunuh virus corona dibandingkan yang 96 persen,” bebernya.
Ia menerangkan antiseptik ini dikhususkan hanya diperuntukan untuk civitas Akademika Farmasi ISPI Banjarmasin.
Jika ada yang berminat, pihaknya bisa saja berkrjasama untuk membuatkan antiseptik tersebut dengan syarat mengajukan surat permohonan.
“Tentunya harus resmi, dan ditandatangani oleh lembaga pemohohon,” jelasnya.
Kendati demikian, antiseptik ini rupanya masih belum begitu sempurna, karena masih belum diuji serta terbukti mampu membunuh Virus Corona.
Ia menjelaskan kembali, pembuatan antaseftik ini juga hanya mengambil dari beberapa rujukan WHO, serta jurnal yang sudah dinyatakan efektif membunuh bakteri.
Lebih lanjut, dalam waktu dekat pihaknya juga akan melakukan uji leb Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Banjarmasin untuk mengetahuinya seberapa ampuh hand sanitizer buatan mereka.
“Jadi antiseptik ini perlu pengujian lebih lanjut, jangan berpatok pada jurnal. Dan mudahan mudahan dapat izin edar,” katanya.
Adapun Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, yang berkesempatan memantau proses pembuatan antiseptik itu memberikan apresiasi kepada ISFI.
“Ini sangat bagus, dan sangat membantu masyarakat di tengah kelangkaan saat ini,” imbuhnya.
Ibnu pun memastikan bahwa hand sanitizer yang dibuat secara massal itu bukan untuk mencari profit, akan tetapi hanya untuk sekedar membantu masyarakat di tengah kelangkaan yang terjadi.
“Namun tidak untuk di perjual belikan, ini dilakukan semata untuk membantu masyarakat,” pungkasnya (sah/ KPO-1)