Sampai sekarang belum ada satupun koperasi dan UMKM di Banjarmasin mengajukan bantuan dana KUT
BANJARMASIN, KP – Komisi II DPRD Kota Banjarmasin menyesalkan, tidak diterimanya bantuan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digelontorkan pemerintah pusat untuk membantu pengembangan dan permodalan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di kota ini.
Saya tidak mengetahui pasti apa yang penyebabnya. Namun yang jelas itu karena tidak ada satupun koperasi dan UMKM di Banjarmasin mengajukan proposal ke pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi,
kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin, Bambang Yanto Permono, SE.
Sebelumnya dihubungi {KP} Senin (16/3/2020) kemarin ia menjelaskan, tidak adanya bantuan dan KUR untuk pengembangan usaha dan bantuan modal Koperasi dan UMKM ini terungkap, saat anggota komisi II dipimpin rombongan Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Harry Wijaya, SH MH melaksanakan kunjungan kerja ke Kementerian Koperasi RI.
Disebutkan dalam pertemuan yang diterima Asisten Deputi Pembiayaan Non Bank Kementerian Koperasi RI Santoso itu, di Kalsel untuk 2020 ini hanya Hulu Sungai Selatan dan Tengah yang memasukan proposal.
Koperasi dan UMKM di Banjarmasin yang belum ada satupun yang mengajukan proposal,
ujar Bambang Yanto, seraya mengungkapkan, dari keterangan pihak kementerian koperasi di tahun sebelumnya Koperasi dan UMKM di Banjarmasin pernah dapat bantuan KUR.
Pada tahun 2017 bantuan KUR diberikan senilai Rp 13 juta untuk satu kelompok, tahun 2018 ada 3 kelompok senilai Rp39 juta sedangkan tahun 2019 ada 8 pengajuan dengan menerima sebesar Rp 92 juta,
jelasnya.
Menurutnya, jika pertumbuhan Koperasi dan UMKM di Banjarmasin saat ini dinilai berjalan cukup lamban. Padahal disadari, keberadaannya diharapkan sebagai salah satu kekuatan perekonomian domestis.
Bambang Yanto mengakui, jika permasalahan yang dihadapi koperasi dan UMKM diantaranya soal terbatasnya kemampuan permodalan. Untuk mengatasi permasalahan ini, komisi II kemudian menggali informasi ke Kementerian Koperasi , khususnya terkait berbagai program bantuan untuk pengembangan Koperasi dan UMKM,
ujarnya.
Lebih jauh Bambang Yanto kembali menegaskan, Koperasi dan UMKM punya peran penting dan strategis selaian untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, tapi juga berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja.
Banyak Koperasi Mati Suri
Ia juga menyatakan keprihatinnya, karena banyak koperasi di Kota Banjarmasin yang seharusnya menjadi soko guru dan diharapkan menjadi tumpuan perekonomian di Indonesia saat ini justeru banyak yang terpuruk alias gulung tikar.
Dikemukakan, dari sebanyak 600 koperasi yang ada dan terdaftar di Banjarmasin diperkirakan sekitar 250 koperasi yang terpaksa dibubarkan karena sudah tidak aktif lagi. (nid/K-5)