Aftah tak bisa memperkirakan berapa jumlah stok gula di Kalsel, namun pastinya masuk kategori minim dan kebutuhan gula di Kalsel sekitar 10 ribu ton per bulan terbagi dari 5 ribu ton gula rafinasi dan 5 ribu ton gula konsumsi.
BANJARMASIN, KP – Pasokan gula yang makin menipis mengakibatkan harga gula semakin melambung tinggi dibanua, sementara stok gula rafinasi dan konsumsi kian berkurang.
“Saat ini orang Jawa Timur justru sudah beli gula ke Jakarta begitu pula daerah lainnya seperti Lampung,” kata Ketua Asosiasi Gula Bersatu Kalsel, H. Aftahuddin kepada wartawan dikantornya, Selasa (3/3).
Aftah mengatakan, harga gula di Jakarta dan Jawa Timur berkisar Rp 14,3 ribu hingga Rp 14,6 ribu per kilogram.
“sekarang apalagi yang mau kita jual otomatis harga di sini menjadi Rp 16 ribuan,” jelas Aftah yang juga menjabat Ketua APJI Kalsel.
Aftah tak bisa memperkirakan berapa jumlah stok gula di Kalsel, namun pastinya masuk kategori minim dan kebutuhan gula di Kalsel sekitar 10 ribu ton per bulan terbagi dari 5 ribu ton gula rafinasi dan 5 ribu ton gula konsumsi.
“Ini masih belum masuk distribusi ke Kalteng, sekitar 2 ribu ton per bulan,” bebernya.
Pemerintah terlalu lama menunggu keputusan karena masa transisi pemerintahan dari menteri lama kementeri baru padahal, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kalsel sangat memerlukan gula khususnya rafinasi ini.
Sedikitnya, terdapat 1.200 pelaku UMKM di Kalsel yang terdampak akibat stok gula yang kurang, ironisnya lagi ada pelaku UMKM menggunakan gula konsumsi untuk kebutuhan usaha.
“Ini yang memberatkan mereka, takutnya nanti akan menjadi gejolak meskipun, sementara ini masih belum ada,” katanya.
Dalam kondisi seperti ini, pemerintah harus memberikan izin agar gula rafinasi bisa digunakan untuk industri makanan dan minuman.
Terlebih itu telah memperoleh rekomendasi dari pemerintah sehingga bisa diberikan penyaluran secepat mungkin.
“ Saya berharap pemerintah bisa secepatnya meluncurkan gula penugasan atau gula rafinasi untuk dibuat menjadi kristal putih dengan bahan asli tebu,” pungkasnya.
Sementara, Kadivre Kalsel Arif Mandu ketika dikonfirmasi wartawan Selasa membenarkan jika harga gula masih bertahan tinggi saat ini karena dan hingga saat ini pihaknya masih menunggu ijin impor dan Kemendag yang belum turun. (hif/K-1)