Banjarbaru, KP – Akibat dari wabah covid-19, membuat banyak acara atau kegiatan yang berkaitan dengan jumlah massa yang banyak harus ditunda hingga beberapa waktu, tanpa adanya kepastian. Seperti pada sektor bisnis hiburan harus menunda seluruh acara kegiatan yang semestinya akan berlangsung atau sedang berlangsung.
Apalagi kota Banjarbaru juga memiliki banyak lokasi yang menjadi event komersil juga harus ditutup seperti lapangan Dr. Murdjani dan gedung serba guna Bina Satria kini tak bisa digunakan untuk sementara waktu.
Bahkan dengan naiknya status tanggap darurat bencana non alam dikota Banjarbaru menjadi zona merah, Pemko kini tak memberikan izin untuk penggunaan tempat tersebut.
“Kalau kapan berakhirnya, kita tidak bisa pastikan. Ini menyesuaikan wabah virus ini dan juga status Tanggap Darurat Kota Banjarbaru. Tentu kita berharap bisa secepatnya,” kata sekdako Banjarbaru Said Abdullah
Akibat dari penutupan lokasi komersil tersebut, tak urung membuat Pemko nihil pendapatan dari lokasi tersebut. Bahkan u tuk event HUT ke-21 Kota Banjarbaru juga harus ditunda, mengingat untuk keselamatan warga kota Banjarbaru sendiri.
Kabag Umum Pemko Banjarbaru, Rokhyat Riyadi menjelaskan untuk penggunaan Lapangan Dr. Murdjani serta Gedung Serba Guna Bina Satria sudah tidak diperbolehkan beroperasi dari awal bulan Maret hingga akhir bulan Mei, dan bersifatnya bisa diperpanjang jika wabah masih belum tuntas.
“Beberapa event di Murjani sudah dipastikan batal atau ditunda. Sejauh ini hingga bulan Mei ada lumayan banyak event di Murjani, ini otomatis tidak bisa dilaksanakan. Begitupun di Bina Satria, acara seperti resepsi juga beberapa dibatalkan,” jelas Rokhyat.
Tak ayal, dengan banyaknya penundaan acara tersebut berdampak pada pemasukan daerah. Untuk lapangan dr. Murdjani saja, Pemko biasanya mendapat Rp5 juta per harinya untuk kegiatan komersil dan Gedung Bina Satria juga dibanderol Rp5 juta sekali acara.
Jika dihitung rata-rata sebulan Pemko mendapat pemasukan untuk PAD sebesar Rp50 juta dari dua tempat ini dan target tahunan, minimal Rp450 juta.”Kalau dari Maret hingga akhir Mei, kurang lebih Rp100 juta PAD kita gagal masuk,” cerita Rokhyat.
Sebagai bentuk tanggungjawab Pemko terhadap penyewa tempat, Rokhyat menjelaskan jika pihaknya sudah menyosialisasikan soal hal tersebut. “Kalau yang sudah DP (uang muka) akan kita beri tawaran apakah mau dikembalikan atau diganti jadwal. Sementara kebanyakan mereka menunggu situasi termasuk mengkomunikasikan dengan sponsorship acara,” pungkasnya. (dev/K-3)