Akhmad Jaini atlet renang difabl andalan Kalsel, bertekad mengharumkan nama banua dan Indonesia di kancah Internasional
Banjarmasin, KP – Perenang National Paralympic Comite (NPC) Kalimantan Selatan (Kalsel) Akhmad Jaini (40) sebenarnya terlahir dengan tubuh yang lengkap. Namun, akibat suatu kecelakaan, dia harus kehilangan kaki kanannya.
Kondisi tersebut sempat membuat pria asal Kabupaten Banjar itu putus asa. Namun, semangat menjadi orang yang lebih baik mengalahkan rasa putus asa tersebut.
Ijay sapannya kini menjadi salah satu atlet renang difabel yang tidak hanya menjadi kebanggaan Banua tapi juga andalan Indonesia.
Ijay tidak hanya dipersiapkan hadapi Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XVI 2020, di Kota dan Kabupaten Jayapura tapi dia juga anggota Pelatnas renang di Asean Para Games (APG) 2020 di Filipina nanti.
Namun sejak mengikuti program Pelatnas renang di Jakarta pada 3 Mei 2019 lalu, Ijay dipulangkan ke daerah karena pelaksanaan APG 2020 di Filipina kembali ditunda karena wabah Corona.
“Kami para anggota pelatnas sudah dipulangkan ke daerah masing-masing sejak beberapa hari lalu. Merasa lebih aman mengkarantina diri di rumah masing-masing daripada di luar,” sebut dia.
Tetap menjaga kondisi fisiknya ide melakukan latihan kembali GOR kolam renang Hasanuddin HM sejak Senin (13/4/2020) pagi lalu.
Ijay yang dipersiapkan tampil ditiga nomor yakni 100 meter punggung, 50 meter punggung dan 50 meter kupu kupu ini, memilih lebih aman kembali berlatih daripada terus berdiam diri di rumah.
“Kita disini tetap jaga jarak juga, Insya Allah aman saja ini kegiatan yang bermanfaat, setelah latihan baru kita kembali berdiam diri dirumah saja,” kata Ijay.
Ijay menerangkan dia terjun menjadi atlet difabel renang karena hanya ini yang bisa dilakukan sebagai atlet disabilitas.
Sebelumnya Ijay normal layaknya yang lain. Namun kecelakaan maut yang dialami pada Oktober 2005 di Danau Salak mengubah kehidupannya.
“Saat itu saya bekerja sebagai sopir truk batubara. Lalu terjadi musibah ketika truk saya bertabrakan dengan mobil lain. Kedua kaki saya terjepit,” ucap Ijay.
Saat di rumah sakit yg dianjurkan oleh dokter untuk diamputasi. Namun mahalnya biaya sekitar Rp 38 juta membuat Ijay tidak sanggup untuk membayarnya.
“Pemilik truk tempat saya bekerja juga menyatakan tidak mau membantu akhirnya saya diamkan saja kaki saya itu sedikit demi sedikit terlepas sendiri,” paparnya.
Akibat Kejadian itu membuat Ijay setres dia mengurung diri di dalam rumah selama 2 tahun karena merasa malu memiliki kaki yang buntung.
Lalu pada 2012 Ijay disarankan msuk ke panti Guntung Payung. Disana Ijay melihat kondisi rekan-rekannya yang jauh lebih parah dari dirinya.
“Ada yang hanya pakai kursi roda bahkan ada yang kedua tangannya tidak ada pokoknya lebih parah dari saya, dari situ saya kembali semangat untuk tetap hidup,” urai dia.
Ijay lalu pindah ke panti di Solo, Jawa Tengah. Disana Ijay di bekali keterampilan dan bantuan untuk berjalan. Selain itu main juga disarankan untuk menjadi seorang atlet.
“Saya lalu jadi atlet angkat berat. Hanya enam bulan latihan langsung mengikuti kejuaraan daerah dan berhasil merebut medali,” tambah bungsu tujuh bersaudara ini.
Ijay pun kemudian pindah ke cabang renang karena dinilai lebih banyak nomor pertandingan yang bisa diikuti. Hanya enam bulan latihan Ijay sudah tampil di ajang Peparprov di Tabalong dengan meraih dua perak dan dua perunggu untuk kontingen Kabupaten Banjar.
Lalu Ijay diikutkan tampil diajang Peparnas Jawa Barat 2016 lalu dan berhasil penyumbang 1 emas 1 perak dan satu perunggu bagi Kontingen NPC Kalimantan Selatan.
Kemudian Ijay kembali berhasil meraih tiga perak di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) renang di Jakarta 2018. Sekaligus memberikan tiket Ijay dipanggil mengikuti pelatnas di Jakarta.
“Tekad Saya cuma satu ingin mengharumkan nama Banua dan Indonesia di ajang internasional,” kata dia.
Pelatih renang NPC Juhrianoor menambahkan setelah dipulangkan ke daerah masing masing para perenang Pelatnas akan kembli latihan di Banjarmasin mulai Senin (13/4/2020).

“kita atlet Pelatnas ada 6 namun sebagian masih belum datang. kita memilih latihan lebih pagi agar menghindari tergabung dengan masyarakat umum karena sesuai dengan anjuran pemerintah agar menjaga jarak,” pungkas Ateng sapaan akrab Juhrianoor. (rel/nfr/k-9)