Martapura, KP – Jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Banbjar kini naik menjadi 4 orang, salah satunya seorang satpam di sebuah masjid. Merasa sehat dan tanpa gejala, dan terkesan ”ngeyel”, padahal dia merupakan alumni cluster Gowa, tiba-tiba satpam tersebut jatuh pingsan usai mengalami sesak nafas.
Setelah dibawa ke rumah sakit, ternyata positif Corona.
”Gugus tugas lalu melakukan pelacakan, dan akhirnya harus mengawasi tujuh KK dengan jumlah 23 orang yang kebetulan kontak erat dengan satpam tersebut, baik keluarganya maupun pengurus masjidnya.
Mereka semua harus menjalani isolasi mandiri 14 hari (masa inkubasi) dengan kebutuhan hidup ditanggung Pemda,” tandas Kadinkes Dr Diauddin saat video conference, di Command Center, Martapura, Sabtu (11/04/2020) sore.
Dijelaskan Diauddin, dari empat yang positif, tiga orang menjalani perawatan di RSUD Ulin Banjarmasin dan seorang lagi merupakan OTG (orang tanpa gejala) yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Dia adalah seorang petugas kesehatan yang saat ini terus dipantau kondisinya oleh Dinas Kesehatan Kalsel.
”Dari empat yang terkonfirmasi positif tersebut, tiga orang berasal dari Kertak Hanyar, sisanya satu orang Martapura,” ungkap Jubir Gugus Tugas tersebut.
Untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP), sambung Diauddin, ada 102 orang, 94 orang diantaranya sudah menyelesaikan isolasi mandiri 14 hari, sedang PDP nol, karena naik status menjadi positif.
Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Banjar, Sekda Ir HM Hilman menambahkan, saat ini justru yang harus mewaspadai adalah penularan di lingkungan masyarakat yang disebabkan adanya kasus positif tanpa keluhan. Menurutnya orang yang terjangkit virus Corona tanpa mengalami gejala (OTG), berpotensi tinggi menularkan virusnya kepada masyarakat tanpa disadari.
”Jadi harus ditekankan lagi pentingnya melaksanakan psychical distancing/social distancing, mengurangi aktivitas di luar rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona,”pesannya.
Termasuk aktivitas ibadah berjamaah di masjid-masjid yang rawan saat ini. Pihaknya tidak melarang ibadah, tapi menghindari pengumpulan massa. Ini bukan untuk diri sendiri, tapi demi kesehatan orang banyak.
”Terlebih lagi demi kesehatan keluarga dan orang-orang terdekat kita, mengingat penyebaran virusnya begitu cepat. Dari Wuhan China kini sudah melanda seluruh dunia, apalagi cuma antar desa” pesannya. (wan/KPO-1)