Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Nyaman Dengan Program Adiwiyata

×

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Nyaman Dengan Program Adiwiyata

Sebarkan artikel ini
1

Oleh : Masniah, S.Pd
Guru SDN Kebun Bunga 6 Banjarmasin

Berbagai bentuk media yang dapat digunakan untuk menjadi model dalam membentuk kepribadian peserta didik. Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain : guru, peserta didik, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan kurikulum. Salah satunya adalah fenomena munculnya sekolah adiwiyata di beberapa sekolah. Sekolah adiwiyata menjadi muatan baru dalam era globalisasi saat ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik adalah faktor lingkungan.

Baca Koran

Masalah lingkungan merupakan masalah yang timbul dari manusia sendiri, maka penanggulangannya ditentukan oleh prilaku hidup manusia yang ramah lingkungan. Upaya yang harus segera dilakukan salah satunya melalui proses pendidikan.

Menciptakanmanusia yang memiliki kepedulian dan ramah terhadap lingkungan, maka diperlukan peran pendidikan khususnya di sekolah, sebab di sekolah memiliki banyak generasi muda yang akan menjadi pewaris bumi, perlu ditempa kesadarannya untuk mencintai lingkungan dengan cara pembiasaan. Pembiasaan atas kepedulian lingkungan bisa dimulai dari menciptakan sekolah ramah lingkungan melalui konsep sekolah Adiwiyata.

Menurut Soerjani, dkk (2006). Salah satu lingkungan yang terbukti sangat berperan dalam pembentukan kepribadian. Terkait dengan masalah lingkungan yang makin hari makin bertambah banyak dan beragam tersebut maka dianjurkan untuk sekolah menerapkan konsep atau pengelolaan sekolah berbasis Adiwiyata.

Dengan adanya konsep atau pengelolaan program adiwiyata khususnya di lingkungan sekolah, yakni ruang dimana peserta didik melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendidikan karakter peduli lingkungan hidup merupakan program pendidikan untuk membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional serta bertanggungjawab terhadap alam dan terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan.

Bertujuan agar peserta didik memiliki pengatahuan, sikap dan perilaku rasional dan bertanggungjawab terhadap masalah lingkungan. Dalam upaya mempercepat pengembangan pendidikan lingkungan hidup khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup maka pada murid adalah sekolah. Program Adiwiyata adalah satu program Kementerian Lingkungan Hidup yang merupakan implementasi Tahun 2009.

Baca Juga :  Menilik Hotel Rekomendasi di Kota Banjarbaru: Akomodasi Nyaman Penunjang Mobilitas Bisnis dan Wisata

Program ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup. Adiwiyata bukan kompetisi akan tetapi lebih menitikberatkan pada terbentuknya karakter atau perilaku yang peduli dan berbudaya lingkungan secara berkelanjutan. Pelaksanaan program AdiwiyataterdiridaritimNasional, kabupaten atau kota juga sekolah.

Adapun perjalanan Adiwiyata bermula dari penataan Sekolah dengan melibatkan seluruh warga melakukan sosialisasi Adiwiyata, membentuk Tim Adiwiyata, menerapkan program Adiwiyata atau aksi lingkungan sertamelakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan.

Kebersihan Lingkungan sekolah adalah salah satu faktor penting dalam kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Dengan lingkungan yang bersih akan membawa kesan lingkungan indah dan asri. Dampaknya akan menciptakan sebuah kenyaman sehingga baik siswa maupun guru bisa lebih fokus terhadap materi.

Namun, faktanya masih banyak siswa-siswi yang belum sadar akan kebersihan lingkungan, suka membuang sampah tidak pada tempatnya. Makna yang terkandung dari sekolah peduli dan berbudaya lingkungan atau sekolah berbudaya lingkungan atau yang dikenal sebagai sekolah Adiwiyata, adalah sebagai berikut.

Kata “sekolah” berasal dari kata latin yaitu skhole, scola, scolae atau skhola yang bermakna waktu senggang. Sokolah berfungsi membentuk karakter murid sehingga menjadi bagian dari masyarakat yang berpengetahuan luas terampil dan kritis dan mampu berkontribusi bagi perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Kata “peduli” berarti nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar seseorang. Frasa “berbudaya lingkungan” bermakna sistem berpikir, gagasan, nilai, norma dan tindakan manusia dalam menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan melalui aktivitas dan proses pembelajaran. Peraturan kebijakan merupakan sebuah peraturan umum tentang pelasanaan kewenangan berdasarkan kepala sekolah sebagai seorang pimpinan terhadap warga sekolah.

Hal ini ditetapkan berdasarkan hak dan tanggungjawab kepala sekolah dan peraturan kebijakan yang dihasilkan bersifat mengikat bagi seluruh warga. Kunci keberhasilan sekolah ukuran yang dapat dijadikan dasar penilaian atau penetapan ketercapaian suatu program sekolah. Dengan adanya program Adiwiyata kesadaran siswa sudah meningkat dan sudah memahami bagaimana cara membuang sampah yang benar.

Baca Juga :  Ekologi Emosional, Ketika Merawat Bumi Sama dengan Merawat Diri Sendiri

Tidak terpeliharanya tanaman oleh seluruh warga sekolah. Belum terintegritasnya pendidikan lingkungan hidup ke dalam muatan pelajaran di kelas sebagaimana tuntutan kurikulum 2013 sebagai rujukan proses pembelajaran pada satuan pendidikan, perlu mengintegritaskan penguatan pendidikan karakter (PPK), dengan adanya program Adiwiyata mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup(PLH) sudah terintegritas ke dalam muatan pelajaran sesuai dengan kurikulum 2013.

Sekolah memiliki jangka menengah tetapi tidak dianalisis kebutuhan yang tertuang dalam Evaluasi Diri Sekolah (EDS), dengan adanya program Adiwiyata program jangka menengah sudah bisa tertuang dalam evaluasi diri sekolah. Sekolah belum mengembangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara optimal khususnya pada kepedulian lingkungan hidup, dengan adanya Program Adiwiyata penguatan pendidikan karakter sudah terlaksana dengan baik.

Program penataan lingkungan melalui “Menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dengan Program Adiwiyata “ternyata memberikan dampak positif terhadap peningkatan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan, demikian juga dengan kinerja delapan standar pendidikan dan kepedian terhadap lingkungan sekolah. Meningkatnya komitmen pendidikan juga diiringi oleh semakin tingginya.

Komitmen terhadap tupoksi. Budaya keterbukaan dalam pengelolaan program Adiwiyata sekolah, berdampak lebih luas terhadap pengelolaan. Demikian juga dengan standar pembiayaan, program Adiwiyata didukung oleh komite sekolah. Motivasi yang muncul secara internal yaitu ketika SBL terwujud, maka sekolah kita akan menjadi tempat pembelajaran atau menuntut ilmu yang ideal, nyaman, asri, sejuk dan menyenangkan.

Kemudian akan terwujud perilaku atau budaya seperti bersih, hemat, rajin, disiplin, jujur, santun dan bertangggungjawab. Motivasi secara eksternal yaitu ketika SBL terwujud, maka sekolah akan menjadi lembaga penyadaran masyarakat dan warga lain dan ini merupakan sebuah bagian keberkahan dan kepedulian untuk mereka. One Man One rubbish (satu anak satu sampah), yaitu memungut minimal satu sampah oleh setiap orang. One Man one Tree (satu orang satu pohon/bunga hias). Mematikan kipas angin ketika istirahat dan pulang sekolah. “Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, Anda dapat mengubah dunia”.

Iklan
Iklan