Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Mengungkap Tubuh Manusia yang Sempurna

×

Mengungkap Tubuh Manusia yang Sempurna

Sebarkan artikel ini

Oleh : Andi Nurdin Lamudin
Praktisi Hukum dan Pengamat Sosial Budaya

Tubuh manusia adalah tubuh makhluq yang sempurna. Walaupun sebenarnya kalau dilihat dari misalnya teori Darwin, seakan manusia ini adalah merupakan bentuk yang terakhir dari sebuah evolusi panjang tak terbatas waktu. Seperti ular, katanya dulunya punya tangan dan kaki, namun karena tidak difungsikan, maka kaki dan tangan menjadi hilang. Kemudian akhirnya hanya berjalan dengan kekuatan otot perut saja. Seperti ikan yang, yang siripnya adalah tangan namun fungsi kakinya menjadi hilang. Jika dilihat dari binatang yang berkaki empat, seperti juga manusia yang merangkak. Namun manusia tidak mempunyai ekor. Pada akhirnya, manusia ini sebenarnya mirip dengan monyet, tetapi yaitu, manusia tidak mempunyai ekor. Namun yang pasti adalah bahwa beda manusia dengan binatang adalah manusia bisa berpikir dan dapat merubah hidupnya. Sedangkan seekor kucing nampaknya, seperti itu saja, dan dari pola makan juga tidak berubah-ubah. Sama saja kucing 100 tahun yang lalu dengan kucing modern sekang ini.

Baca Koran

Bagi orang Hindu, menilai jika seekor sapi adalah penjelmaan dewa. Sehingga seekor sapi sangat dihormati. Sampai-sampai kejadian di Indonesia ini, pernah seorang yang beragama Hindu, ditawari oleh seorang pelayan restoran, “Apakah tuan ingin makan telor mata sapi”. Tentu saja orang itu sangat marah dan tersinggung dengan katanya, “Apakah tuan tidak mengerti dengan saya orang India yang beragama Hindu, jika kami tidak boleh makan daging sapi?”. Ini hanya sebuah basa-basi, jika kepercayaan itu memang berbeda bahkan seringkali terjadi tabrakan. Ada juga kabarnya jika air seni sapi bisa menjadikan kepercayaan untuk bisa sembuh daripada penyakit, atau menambah kekebalan tubuh.

Pernah terjadi pada sebuah penelitian, jika banyak orang Hindu yang mandi disungai Gangga, dan meminum airnya ternyata menyembuhkan penyakit. Oleh orang Barat, maka air itu diambil dan dilakukan penelitian pada laboratorium, dan ternyata mengandung air seni manusia. Rupanya air seni manusia yang bercampur dengan air sungai itu, dikarenakan banyak mereka yang mandi juga melepaskan air seninya tanpa diketahui oleh orang lain.

Tubuh manusia itu sempurna bahkan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Keunikan air seni manusia itu sebenarnya adalah merupakan hasil daripada sebuah percampuran dan assimilasi kimia, bahkan bisa sampai 500 kegiatan percampuran kimia. Manakah yang lebih baik apakah air seni manusia yang sehat atau air seni binatang?

Baca Juga :  Sebuah Seni dari Limbah Plastik untuk Jaga Bumi

Ini semua hanya sekedar melihat apa dan bagaimana sesuatu yang terjadi didalam tubuh manusia itu. Dimana Emha Bintang melihat jika tubuh manusia itu dibentuk dengan empat huruf nama Tuhan Yang Maha Esa. Dengan pengetahuan sistim napas yang semakin membaik, maka manusia bisa melakukan sebuah hubungan jarak jauh, dengan manusia yang lainnya ditempat lain. Karena ketukan titik-titik tertentu, seperti password, dan seperti membuat sinyal atau pulsa atau denyut. Napas yang terpendam pada tubuh manusia di dalam dada atau perut itu, tidak ubahnya seperti reaktor Nuklir. Jika diarahkan untuk membentengi dari Corona, maka tubuh manusia akan membuat sistim kekebalan tubuh dan kemampuan untuk tidak terbatas. Karena energi itu dipadukan dengan energi.

Iman Tauhid. Dua kekuatan yang terpada atau dikawinkan. Yaitu energi fisik ditambah dengan energi Bathin. Untuk sempurnanya lagi adalah energi fisik ditambah energi bathin dan Iman Tauhid.

Karena itulah tidak mengherankan jika ada ada aliran persilatan yang bernama ‘Tapak Suci’, ‘Merpati Putih’. Bahkan ada aliran pernapasan yang bernama HI, atau Hikmatul Iman. Hanya saja kurang menjadi pengetahuan masyarakat. Padahal itu merupakan sebuah pengetahuan tentang diri. Di mana manusia mengenal dirinya sendiri, dan juga mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bahkan di dalam keadaan sekarang ini, perlunya ‘membangkitkan kekebalan tubuh’ terhadap penyakit virus, seperti CORONA atau lainnya.

Namun ilmu pengetahuan ini berhubungan dengan ilmu ke Islaman. Di dalam arti bahwa ilmu persilatan sudah ada sejak dulu kala. Namun apakah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, pada hal-hal keilmuan seperti ini? Hal tersebut dipertanyakan oleh Emha Bintang yang mengerti ke mana perjalanan TAUHID, dapat dipadukan pada tubuh manusia. Di mana tubuh manusia merupakan kunci ilmu pengetahuan bahkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Artinya jika obat dapat dicari atau dibuat dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, dengan memasukkannya ke dalam fisik manusia melewati lambung dan diproduksi menjadi obat oleh tubuh. Di dalam tubuh manusia itu sendiri terbentuk sebuah sistim yang mampu memanfaatkan air dan udara dan dengan latihan yang tinggi dan sukar, mampu untuk menjadi obat bagi diri sendiri dan dapat mengobati orang lain.

Baca Juga :  Meningkatnya Penggunaan Gadget di Kalangan Siswa MI Nurul Hasanah Kecamatan Cempaka: Waspadai Dampak Jangka Panjang

Bahkan diceritakan di dalam bincang-bincang, tentang kekuatan dan sumbernya itu oleh Emha Bintang, manusia kebanyakan menggunakan 2,5 persen dari seluruh potensi yang terpendam tersebut. Jika seseorang mampu untuk membangkitkan hanya sekitar 20 persen saja, maka seseorang akan menjadi jenius. Jika dihubungkan dengan kemampuan otaknya untuk menyerap ilmu pengetahuan dan peningkatan memorynya. Pengetahuan tentang tubuh manusia dan apa dan bagaimana di dalam tubuh manusia yang mengandung empat unsur, yaitu unsur tanah, unsur air, unsur udara dan api. Perjalanan dunia persilatan, dan cerita fiksi persilatan, menjelaskan jika unsur itu bisa dikendalikan oleh otak manusia dengan menggunakan sistim latihan dan bentuk-bentuk gaya senam yoga untuk membangkitkan energi dan penyalurannya. Sungguh tubuh manusia itu sempurna dan otak manusia juga memikirkan bahwa kesempurnaan itu perlu dibangkitkan dengan ilmu-ilmu rahasia manusia yang terpendam di dalam rahasia dirinya masing-masing.

Jika ditarik kebelakang tentang keilmuan pada diri manusia yang mampu menghadapi alam yang keras dengan segala macam kekhususan nya, sejak dulu manusia menggunakan kemampuan diri dan apa yang ada di dalam tubuh itu untuk menghadapi serangan dari luar diri. Serta untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan. Namun kenyataannya sekarang ini pengetahuan itu sudah berpindah leluar diri manusia. Di mana alat yang tercipta karena ilmu pengetahuan dan teknologi itu hanya digunakan oleh manusia hanya dengan menggunakan tangan dan mata yang melihat program itu. Seperti HP, yang digunakan dengan menggunakan tangan dan kemampuan untuk membaca program itu. Kemudian jika sakit, cukup dengan minum obat, dan bantuan medis lainnya yang dibantu dari luar.

Manusia menjadi lupa jika di dalam dirinya ‘sebenarnya telah tercipta’ semua sarana yang ada itu. Hanya saja diperlukan senuah konsentrasi dan fokus energi dan bathin. Perlunya latihan-latihan tertentu, karena setiap orang itu tentunya berbeda kepentingan dan keperluannya untuk mengaktifkan energi yang terpendam itu. Mungkin jika kita berada di surga, baru kita mengerti.

Iklan
Iklan