Banjarmasin, KP – Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian menghimbau seluruh kepala daerah di Indonesia agar dapat menangani COVID-19 dengan serius. Bahkan ia meminta kepala daerah mempersiapkan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan dengan maksimal.
Tak hanya itu, Tito juga mengarahkan kepala daerah agar dapat memikirkan dampak sosial yang diterima dari wabah COVID-19, salah satunya dengan memperkuat jaring pengaman sosial, sehingga dampak yang diterima dapat diantisipasi dengan baik.
Arahan tersebut disampaikannya dalam kegiatan Video Conference bersama Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina dan Wakil Walikota Banjarmasin H Hermansyah, bersama 450 kepala daerah se Indonesia, Selasa (07/04).
Dalam kegiatan di Video Conference di Balai Kota Banjarmasin dilaksanakan di ruang kerja Walikota Banjarmasin dan diikuti juga para kepala dinas instansi terkait, H Ibnu Sina mengatakan, sesuai arahan dari Mendagri maka saat ini hal yang dapat dilakukan Pemko Banjarmasin untuk menindaklanjuti adalah dengan menyiapkan RSUD Sultan Suriansyah sebagai tempat menerima pasien COVID-19. “Saat ini dapat dilaporkan bahwa di Rumah Sakit Sultan Suriansyah sudah kita persiapkan tiga kamar isolasi, berkapasitas sepuluh orang. Kemudian untuk APD nya juga sudah kita lengkapi dengan ruang detok, itu bagian dari upaya persiapan kita,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengatakan, terkait koordinasi lintas sektoral, Pemko Banjarmasin telah bekerjasama dengan Kabupaten Barito Kuala untuk membuat Posko bersama di perbatasan Banjarmasin-Barito Kuala, guna mengawasi jalur keluar masuk masyarakat dan pengguna jalan. “Posko bersama itu akan sesegeranya kita realisasikan dalam satu dua hari ini. Mudah-mudahan Bupati Barito Kuala dan juga Walikota Banjarmasin bisa bersama-sama meninjau secara keseluruhan untuk persiapan Posko bersama.” ujarnya.
Tak hanya sampai di situ, Pemko Banjarmasin juga berencana membangun Posko pengawasan di kilometer 6, yang nantinya pengawasannya dilakukan sekaligus hingga sampai tahap pemeriksaan kesehatan. “
Nanti pemeriksaan kesehatan itu dilakukan sambil memperhitungkan arus lalu lintas yang ada di sana, fokus yang harus diperhatikan adalah angkutan umum antar kota dan antar provinsi, terutama yang masuk di kilometer 6. Jadi kami ingin pastikan bahwa tenaganya juga cukup, paling tidak diberikan edukasi dan juga sosialisasi saat ini,” jelasnya.
Apabila ditemukan penumpang angkutan umum yang sakit, ucapnya lagi, petugas yang melakukan pemeriksaan akan mengarahkan penumpang tersebut untuk segera dibawa ke rumah sakit atau dilakukan upaya kesehatan lainnya. (vin/K-3)