Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Covid-19 dan Adaptasi Normal Baru

×

Covid-19 dan Adaptasi Normal Baru

Sebarkan artikel ini

Oleh : Mambang, Kom
Ketua Jurusan Teknologi Informasi Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Semua berbeda dengan cepat, inilah gambaran keadaan sosial umat manusia saat ini, di mana perubahan yang begitu cepat tersebut mamaksa kita untuk memulai kebiasaan-kebiasan baru atau disebut dengan normal baru (new normal). Selain dengan kebiasaan-kebiasaan yang muncul secara tiba-tiba ini kita juga harus menjaga akal sehat untuk memfilter informasi agar mampu mengelola informasi yang didapatkan dan terhindar dari konsumsi informasi yang belum sepenuhnya dapat dipercaya. Informasi yang didapatkan harus dikomparasi dengan informasi pembanding.

Baca Koran

Seperti diketahui bersama masyarakat dunia saat ini menghadapi sebuah masalah yang sama di mana pandemi Covid-19 sudah menjangkiti hampir seluruh negara yang ada di muka bumi, hampir tidak ada yang bisa memastikan kapan pandemi ini akan berakhir. Berbagai macam lembaga dan ilmuwan juga turut berperan sangat besar guna melakukan prediksi agar semua kembali pada tatanan normal seperti sedia kala.

Keadaan yang penuh dengan ketidakpastian ini membuat semua negara terlihat rapuh ketika menghadapi pandemi Covid-19 yang datang secara tiba-tiba dan menyebar begitu cepatnya. Dengan adanya pandemi Covid-19, semua disadarkan bahwa apa yang dilakukan saat ini ternyata rapuh dengan menghadapi sesuatu yang tidak tampak secara kasat mata, bahkan para ilmuwan juga banyak memprediksi Covid-19 akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat ataupun juga di tengah-tengah kita dan akan menjadi sesuatu yang sangat dekat sekali dengan kehidupan. Disamping itu diharapkan untuk menjalani kehidupan dengan cara-cara atau pun juga pola-pola yang baru, karena dengan inilah akan bertahan menjalani kehidupan ini. Selain Covid-19 telah mengubah cara orang untuk menjalani kehidupan.

Apa yang membuat berubah secara cepat seperti sekarang ini, jawabannya hampir mengatakan hal yang sama yaitu Covid-19. Di mana saat ini sedang berperang melawan virus yang tidak mengenal suku, agama, ras yang sudah mewabah hampir di semua negara sehingga tantangan kolaborasi antara negara menjadi fundamental dasar untuk mampu menghadapi pandemi ini.

Baca Juga :  DASAR KEBOHONGAN

Hidup tak akan sama lagi, tidak semudah itu untuk kembali pada pola dan cara sebelum Covid-19 ada, berdamai dengan Covid-19 berarti masyarakat dan pelaku industri membutuhkan kemampuan adaptasi yang agile dan solidaritas sebagai kunci untuk melalui kondisi ini sekaligus menjaga keberlangsungan kehidupan serta usaha dalam jangka panjang. Secara individu perubahan akan terjadi pada kelompok kecil seperti keluarga. Adaptasi Normal Baru juga menuntut kemampuan untuk bisa beroperasi dari manapun karena dihadapkan dengan banyak ketidakpastian yang harus dihadapi. Banyak sekali dampak yang hadir ketika Covid-19 hadir, selain di bidang kesehatan, bidang ekonomi dan sosial juga sangat terpukul dengan keadaan ini, jika tidak segera bangkit dan mampu beradaptasi dengan kondisi seperti ini maka kita akan menjadi orang yang merugi dan tertinggal.

Perubahan perilaku yang kini sedang dijalani masyarakat dunia, diyakini tidak akan kembali sepenuhnya dengan cepat dikarenakan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan semua aktifitas seperti sedia kala.

Perubahan perilaku konsumen juga sangat mempengaruhi pola dan cara orang dalam melakukan proses-proses transaksi dikarenakan masyarakat akan banyak tinggal dan bekerja di rumah, aktifitas lainya akan menjadi pendamping seperti menonton tv, dan akan banyak waktu yang dihabiskan untuk berselancar di dunia digital. Kebiasaan baru juga akan hadir pada pola dan cara orang dalam memenuhi kebutuhan pokoknya seperti memasak akan banyak di rumah dibandingkan dengan berbelanja makanan secara langsung di luar rumah serta kebutahan lainya seperti berbelanja online akan menjadi prioritas dalam berbelanja nantinya.

Kebutuhan masyarakat nantinya juga akan bergeser yang pada awalnya kebutuhan aktualisasi diri menjadi prioritas akan bergeser pada kebutuhan fisiologi. Pola dan cara adaptasi normal baru juga akan membiasakan masyarakat akan pentingnya memperhatikan kesehatan, mengonsumsi vitamin dan ramuan tradisional diyakini akan selalu terjadi dan menjadi rutinitas baru masyarakat. Penggunaan media-media virtual atau digital diyakini akan sangat menjamur sekali, yang dulunya seakan alergi dengan yang namanya teknologi perlahan mulai juga beradaptasi dengan normal baru di bidang teknologi informasi. Banyak sekali nantinya masyarakat yang akan melakukan konsultasi online, mengikuti kursus pendidikan secara online, memahami dan mencoba berbagai macam perangkat teknologi pembelajaran, online entertainment akan semakin menjamur, live broadcast juga tidak akan ketinggalan, e-commerce akan meraup pundi-pundi rupiah secara signifikan, pembelian-pembelian keperluan alat rumah tangga akan terjadi dengan proses online secara masif,
financial teknologi juga akan mulai tersenyum dengan pola dan cara normal baru yang mulai hadir di kehidupan.

Baca Juga :  Hijrahnya Pustakawan

Adaptasi-adaptasi baru akan menjadi sebuah kebiasaan bagi manusia nantinya seperti bekerja secara online, online meeting juga saat ini dan nanti tentunya akan semakin diminati karena banyaknya aplikasi-aplikasi meeting yang begitu memudahkan untuk dapat menjalin koordinasi pekerjaan tanpa memelukan sebuah tempat secara fisik.

Peran teknologi informasi seakan menjadi sumbu utama informasi dalam semua proses interaksi manusia nantinya. Adaptasi yang tentunya tidak mudah bagi kebanyakan orang untuk dapat bertahan dengan kondisi yang datang dengan ketidakpastian. Siswa, guru, mahasiswa, dosen, masyarakat luas dan pengambil kebijakan lainnya dituntut secara cepat untuk mampu keluar dari ketidakpastian ini, berbagai macam kebijakan baru lahir guna menghadapi tuntutan dari kebutuhan akan proses pendidikan dan kehidupan masyarakat sehingga dapat berjalan secara perlahan mesti banyak sekali kekurangan yang dirasakan juga bagi sebagian orang yang sudah terbiasa dengan adaptasi lama menuju adaptasi normal baru.

Iklan
Iklan