Martapura, KP – Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Banjar, Kadinkes Dr Diauddin mengungkapkan, data terakhir di Kabupaten Banjar, total orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 113, selesai pemantauan 14 hari 237 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 25 orang, kontak erat resiko tinggi 117 orang. Sedang kasus terkonfirmasi positif total mencapai 135 orang, baik yang dirawat, sembuh dan meninggal dunia.
”Rinciannya untuk yang positif, 117 pasien dirawat, sebelas yang sembuh dan tujuh orang meninggal dunia,” kata Diauddin, saat Vidcon, di Command Center Barokah, Martapura, Senin (8/6) sore.
Diungkapkan Diauddin, sebagian besar terkonfirmasi positif adalah OTG, sedang khusus yang dirawat di rumah sakit sudah banyak sembuh. Ini merupakan hal positif, karena bagi yang sakit cukup menyiksa, karena menyesakkan nafas.
”Karena menggelar rapid test massal diiringi swab test, akhirnya banyak ditemukan yang positif, namun ini memang tujuan kita selama PSBB kemarin guna memisahkan yang positif dan negatif, sehingga mudah dipetakan,” tandasnya.
Dari hasil swab pula, lanjutnya, diketahui ada 15 tenaga kesehatan dari delapan puskesmas yang positif terpapar Covid-19, sehingga ada dua puskesmas yang mengusulkan ke Dinkes Banjar untuk tutup.
”15 tenaga medis itu pun sudah diistirahatkan untuk menjalani perawatan mandiri (isolasi),” tandasnya.
Sejauh ini, sambungnya, sudah dilakukan rapid test sekitar 3.000 dan swab lebih 550. Nanti 200-300 akan keluar hasilnya dan jangan kaget jika ada ledakan yang positif. Sementara rapid test untuk anak-anak sekolah, akan dibantu bagi yang tidak mampu, karena ini masa depan bangsa.
”Namun, bagi yang mampu disarankan untuk test di rumah sakit swasta,” katanya.
Diakui Diauddin, kendala pihaknya saat ini untuk bertindak cepat adalah hasil swab tes yang lambat keluarnya, sehingga bagi yang dikantina juga merasa gelisah menunggu hasilnya, positif atau negatif, begitu juga bagi pasien yang berstatus PDP, sehingga menimbulkan penumpukan di ruang isolasi rumah sakit.
”Idealnya memang 1-2 jam sudah keluar, namun berhubung Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) begitu antri, maka hasilnya baru diketahui diatas 10 hari. Namun pusat baru saja memberi bantuan tambahan dua alat, mudahan ini jadi solusi, 3 hari hasilnya keluar, itu sudah bagus” pungkasnya. (wan/K-3)