Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Hulu Sungai Utara

Disdik HSU Terapkan Pemebelajaran Daring dan Luring

×

Disdik HSU Terapkan Pemebelajaran Daring dan Luring

Sebarkan artikel ini
hal 2 HSU 4 klm
DIALOG INTERAKTIF. (KP/Ist)
Kop Hsu

Amuntai, KP – Dalam menyongsong tahun ajaran baru 2020/2021, Dinas Pendidikan (disdik) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) menerapkan pola perpaduan pembelajaran metode online serta kunjungan guru ke rumah siswa di tengah Pandemi Virus Covid – 19 ini.

Disdik HSU mempersiapkan pembelajaran dari rumah (BDR), belum bisa melakukan metode tatap muka karena mengingat HSU belum berstatus zona hijau.

Baca Koran

Setelah melakukan berbagai evaluasi selama ini yang sudah dilaksanakan metode pembelajaran dari rumah dengan daring di HSU yang dinilai masih memiliki beberapa kelemahan.

“Setelah kami lakukan evaluasi bersama dengan kepala sekolah, terdapat beberapa kelemahan daring yang selama ini telah dilaksanakan” ungkap Sektretaris Disdik HSU, H. Amberani saat menjadi nara sumber dalam dialog interaktif, bersama dengan Plt Kadisdik setempat Junaidi Gunawan.

Oleh karena itu, pada tahun ajaran baru, lanjut Amberani metode pembelajaran kita gabung antara During dan Luring.

Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik), H. Junaidi Gunawan, mengatakan dalam dialog interaktif pembelajaran tahun ajaran ini tetap dengan belajar dari rumah, tidak ada tatap muka karena kondisi wabah Virus Covid – 19.

Sehubungan dengan kegiatan belajar dari rumah tersebut, nanti ada juga kunjungan guru kepada siswa yang dibagi dalam beberapa kelompok.

“Nanti dibuat kelompok antara d sampai 7 orang. Dengan dikunjungi oleh dewan guru untuk memberikan pelajaran”, terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Disdik HSU, H. Amberani menambahkan, memang kita akui sulit juga untuk melaksanakan agar pembelajaran efektif di tengah pandemi. Namun kita tetap mengupayakan bagaimana agar belajar lebih efektif.

Kita ambil contoh saja dari evaluasi yang telah dilaksanakan tidak semua siswa memiliki sarana memadai seperti memiliki Android serta keterbatasan biaya untuk membeli kouta internetnya.

“Hanya sekitar 60 persen yang memiliki sarana untuk mengikuti pembelajaran daring memiliki HP android. Disamping jaringan tidak merata, ada yang lemah. Dan ikatan emosional antara guru dan siswa kurang” terang Amberani.

Oleh karena itu di tahun ajaran ini metode daring tentunya tetap dilaksanakan akan tetapi juga dilaksanakan metode luring yakni dengan adanya kunjungan guru.

“Di tahun ajaran ini kita kembali mengefektifkan pembelajaran dari rumah. Perpaduan daring dan luring”, lanjutnya.

Amberani menambahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan jadi pihak sekolah tidak hanya menggunakan daring saja akan tetapi juga menerapkan pola luring guna mengatasi kelemahan-kelemahan metode daring yang sudah dilaksanakan selama ini.

“jadi sekolah tidak hanya melakukan daring akan tetapi juga luring. Pak Bupati (red – bupati) HSU sudah mengeluarkan kebijakan tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran agar lebih efektif”, lanjutnya. (nov/K-6)

Iklan
Iklan