Banjarmasin, KP – Sejumlah warga menggelar aksi demo di depan kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Banjarmasin, Jalan Sultan Adam, Rabu (19/08/2020).
Aksi demo tersebut digelar menyusul adanya rasa kekecewaan warga atas lambatnya proses pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) elektronik di instansi tersebut.
Juru Bicara Koordinator Aksi, Abdussamad menuturkan, aksi demo ini merupakan puncak dari rasa ketidakpuasan warga atas pelayanan yang diberikan Disdukcapil dalam proses pembuatan KTP yang terlalu lama.
Pasalnya, dari sejumlah pengakuan warga proses pembuatan KTP bahkan ada yang sampai memakan waktu empat tahun tak kunjung selesai dengan alasan yang bermacam-macam.
“Kami sudah meminta saat media agar proses dipercepat. Karena ayang yang bikin sampai empat tahun. Kalau tetangga saya dua tahun,” ujar Abdussamad di sela aksi demo.
Untuk meredam aksi demo tersebut akhirnya, Kepala Disdukcapil Banjarmasin Khairul Saleh memberikan ruang untuk beberapa perwakilan pendemo menyampaikan aspirasi langsung.
Namun rupanya, apa yang disampaikan Khairul terkait alasan keterlambatan pencetakan KTP itu tak membuat masa merasa puas.
“Alasannya dikatakan yang mana yang penting itu diprioritaskan. Jawaban ini membuat kami tak puas. Jadi yang ada punya KTP sementara itu diminta untuk menggunakan itu saja dulu. Alasannya blangko KTP datang bertahap,” jelasnya.
Atas ketidak puasan itu, masa pun berencana menggelar aksi susulan. Dan yang bakal dituju tak lagi Disdukcapil, tapi mereka berencana untuk mendatangi balai kota guna bertemu Walikota Banjarmasin Ibnu Sina.
“Bakal menggelar aksi susulan ke kantor walikota dengan jumlah yang lebih banyak. Karena kami kurang puas dengan jawaban tadi,” bebernya.
Adapun Kepala Disdukcapil Banjarmasin, Khairul Saleh menipis tudingan terkait proses pencetakan KTP hingga bertahun-tahun seperti yang dikeluhkan warga.
Sebab, dia mengklaim bahwa proses pencetakan KTP sudah diselesaikan di April 2019 lalu. Menyusul untuk keperluan pemilihan presiden dan legislatif.
“Sebenarnya kami tidak membenarkan yang bertahun-tahun itu. Karena sudah sudah kami selesai di April 2019 pada saat pemilu presiden dan pokok. Tak tahu alasannya yang itu. Jadi alasan itu tidak masuk akal kalau menurut kami,” bebernya.
Khairul mengaku, memang ada pencetakan KTP yang lambat. Akan tetapi paling lama beberapa bulan. Kendati demikian Khairul pun tak mau sepenuhnya dipersalahkan soal keterlambatan itu.
“Kalau sampai 2-3 bulan iya ada. Karena KTP patah, kemudian tidak jelas. Dia datang minta cetak. Kebetulan blangko menipis. Dan dia minta surat keterangan. Karena surat keterangan itu bisa dipakai jadi malas mengurus,” katanya.
Atas kejadian ini, dan sesuai desakan masa akhirnya KTP sejumlah warga tersebut segera dicetakkan oleh Disdukcapil. (sah/K-3)