Amuntai, KP – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pembalah Batung Amuntai kini rsmi telah memiliki alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendiagnosa Virus Covid – 19 yang diresmikan pada Sabtu (26/9).
Laboratorium PCR yang berada di gedung bagian belakang RSUD Pembalah Batung Amuntai tersebut diresmikan oleh Anggota DPR-RI Bambang Heri Purnama, didampingi Bupati HSU Drs H Abdul Wahid HK MM Msi.
Rencanya Laboraturium akan digunakan mulai tanggal 1 Oktober. Dengan adanya Laboratorium ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran virus Covid 19 karena bisa mendeteksi dengan cepat.
Bambang Hery Purnama mengaku bersyukur kabupaten HSU memiliki alat swab ini secara mandiri, guna memenuhi kebutuhan hasil pemeriksaan medis covid-19 yang lebih efesien.
” Harapannya dengan adanya alat PCR ini mudah mudahan dapat cepat menekan penyebaran dan memutus mata rantai Covid-19 di Kabupaten HSU, karena kita dapat cepat mengetahui hasil yang kongkrit”, ungkapnya.
Anggota Komisi I DPRD-RI Fraksi Golkar ini juga berpesan kepada pemerintah daerah agar benar-benar memaksimalkan peralatan ini sehingga kasus positif di HSU dapat benar-benar ditekan sekecil mungkin.
Sementara itu, Bupati mengungkapkan peresmian Laboratorium PCR ini sendiri merupakan salah satu yang pertama untuk wilayah Banua enam. PCR ini guna mempercepat penanganan deteksi covid-19 ini di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.
Terpisah, Direktur RSUD Pembalah Batung dr Yandi Friandi, menjelaskan bahwa alat PCR ini rencananya akan siap beroperasi per tanggal 1 Oktober 2020 mendatang.
“Alat PCR ini diharapkan membantu dalam upaya menekan penyebaran Covid-19”,, lanjutnya.
Yandi menjelaskan Alat PCR RSUD Pembalah Batung juga akan melayani swab test permohonan pribadi. Apabila masyarakat memerlukan PCR sebagai syarat perjalanan atau kebutuhan lain secara pribadi pihaknya akan mengenakan tarif dari penggunaan PCR ini.
Mengani tarif pemeriksaan PCR akan diajukan Peraturan Daerah. Tarif pengguan penggunaan alat PCR yang rencananya akan diberlakukan sesuai dengan lama masa pengerjaan.
Rencananya untuk waktu pengerjaan tiga hari tarifnya Rp 1,3 juta, untuk waktu dua hari tarifnya Rp 1,6 juta jika satu hari adalah Rp 2 juta dan jika dihari yang sama adalah Rp 2,3 juta. Hal ini disesuaikan dengan operasional yang dilakukan.
Adapun petugas laboratorium yang akan dipekerjakan secara bergantian berjumlah 12 orang dengan 1 orang dokter, dengan jam operasional rencananya mulai dari pukul 08.00 WITA sampai dengan pukul 16.00 WITA.
“Saat ini para petugas kita lakukan pelatihan dulu sambil menunggu izin operasional dari dinas Kesehatan Kabupaten.” Kata dr Yandi
Saat ini, Lanjut Yandi pihaknya prioritaskan PCR untuk warga yang Probable (kategori suspek dan memiliki gejala ISPA berat) dan suspek, sementara para petugas akan menjalani Swab secara bertahap. (nov/K-6)