Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Kuliner Wisata Mandiri yang Tak Lagi Berseri

×

Kuliner Wisata Mandiri yang Tak Lagi Berseri

Sebarkan artikel ini
8 3klm 6
TAK TERURUS - Kawasan Kuliner Wisata Mandiri (KWM) Tak terlihat seperti wadah yang refresentatif untuk menikmati hidangan layaknya tempat kuliner, justru sebaliknya, kios-kios yang lama tak beroperasi malah berkesan kumuh, Selasa (22/9). (KP/Opiq)

Tak terlihat seperti wadah yang refresentatif untuk menikmati hidangan layaknya tempat kuliner, justru sebaliknya, kios-kios yang lama tak beroperasi malah berkesan kumuh.

BANJARMASIN, KP – Sepi dan tak terurus, itulah kesan yang pertama terlihat, ketika menyambangi Kuliner Wisata Mandiri (KWM) di jalan Jendral Sudirman, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.

Kalimantan Post

Dalam satu tahun terakhir, objek wisata kuliner itu bagai mati suri. Pengunjung yang mendatangi pun bisa dihitung dengan jari. Padahal, KWM sempat menjadi tempat primadona kawula muda untuk bersantai.

Setiap hari, selalu dipenuhi pengunjung, terlebih saat akhir pekan. Lokasinya yang berada di pinggiran sungai Martapura, menyajikan suasana asri dan teduh, menjadi pilihan utama pengunjung yang datang kala itu.

Pantauan Kalimantan Post, Selasa (22/9/2020) siang, terlihat hanya 2-3 kios saja yang buka. Padahal jumlah kios di KWM tak kurang dari 50 buah. Tak terlihat seperti wadah yang refresentatif untuk menikmati hidangan layaknya tempat kuliner, justru sebaliknya, kios-kios yang lama tak beroperasi malah berkesan kumuh.

“Kondisi seperti ini sudah terasa sejak awal tahun 2019 lalu, pengunjung semakin sepi setiap harinya,” tutur salah satu pedagang yang buka siang itu.

Menurutnya, sepinya KWM diperparah lagi dengan wabah Corona yang merebak beberapa bulan lalu. Pedagang enggan membuka kios dan pengunjung takut untuk keluar rumah.

Pedagang yang enggan menyebut namanya ini mengaku, penghasilannya dalam sehari tak menentu. Untungnya, tak ada lagi setoran wajib yang mesti ia keluarkan.

“Dulu, ada pengeluaran untuk biaya kebersihan, keamanan dan koperasi. Totalnya, sekitar Rp 150 ribu-an. Tapi, sejak kondisi mulai sepi sekitar setahun lalu, tagihan itu tak ada lagi,” katanya.

Ia bersyukur, masih bisa bertahan, walaupun pemasukannya pas-pasan. Dari berjualan, penghasilan kotornya sehari berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp200 ribu

“Alhamdulillah, ada saja rezekinya. Masih ada beberapa pelanggan yang datang, meski hanya sekedar memesan sepiring mie instan dan segelas kopi atau es teh. Langganan saya kebanyakan sales. Mungkin suasana di sini teduh, jadi mereka betah duduk sambil melepas penat,” ucapnya, sembari menyeduh kopi pesanan pelanggan.

Lutfi, salah seorang warga yang berkunjung ke tempat tersebut sangat menyayangkan melihat kondisi KWM. Padahal, menurutnya, posisi objek wisata kuliner yang berada di tepian sungai itu, sangat nyaman untuk bersantai. Tapi, belakangan ini kondisinya semakin menyedihkan.

“Sayang sekali, padahal jika pemerintah kota betul-betul mengemasnya, ini bisa menjadi potensi wisata kuliner yang menjanjikan” ujarnya berandai.

Ia berharap, ada perhatian dari instansi terkait, agar KWM dilakukan pembenahan, sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung sebagai objek wisata kuliner. Selain itu, para pedagang pun bisa bangkit lagi usahanya. (opq/K-1)

Baca Juga :  Rumah BUMN Pertamina Perkuat UMKM Banjarmasin Masuk Pasar Global
Iklan
Iklan