Banjarmasin, KP – Pasar Tungging di kawasan jalan Pasar Baru – Niaga Timur terlihat sangat ramai, Minggu (13/9) pagi kemarin. Lapak-lapak pedagang berjejer menawarkan berbagai macam kebutuhan, terutama pakaian second atau bekas import, namun masih layak pakai.

Tak hanya baju dan celana bekas, ada pula topi, ikat pinggang, sepatu, kain sprei, kain gorden, helm, hingga suku cadang sepeda motor bekas pun ada. Harganya, tentu lebih miring dibandingkan jika belanja di toko atau mall.
Wajar, situasi ini dimanfaatkan warga Banjarmasin untuk ‘hunting’ (berburu) pakaian bekas import, di pasar yang hanya beroperasi pada hari Minggu, mulai pukul 6.30 wita hingga pukul 11.00 wita ini.
Daud, seorang pedagang pakaian bekas mengatakan, pasca berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Banjarmasin beberapa waktu lalu, geliat Pasar Tungging pagi kembali ramai dikunjungi warga.
“Alhamdulillah, setelah aturan PSBB dicabut, pengunjung kembali ramai. Barang kami pun mulai berputar lagi, jika banyak yang laku, kami kembali mendatangkan barang lagi,” tutur Daud yang mendatangkan pakaian bekas dari Tawau, Malaysia.
Peminat pakaian bekas import ini lumayan banyak, lanjut Daud. Mulai dari dewasa hingga anak-anak. Selain harganya yang terjangkau, kondisinya pun masih sangat layak pakai. Apalagi berbagai model dan sesuai selera masyarakat.
“Pembeli suka karena import dari luar negeri, terutama kawasan Asia. Pakaian bekas banyak berasal dari Korea dan Cina, kemudian masuk lewat Tawau, Malaysia. Banyak pakaian yang bermerk terkenal dengan harga terjangkau makanya pembeli suka. Diantaranya ada merk Gucci, Guess, Versace, Hugo, Louis Vuitton, Levi’s, dan lain-lain,” terang Daud.
Menurutnya, untuk baju kaos bekas branded (merk terkenal) dengan kondisi bagus, ia bisa menjual Rp25.000 – Rp35.000 perlembar, baju kemeja dibandrol antara Rp40.000 – Rp60.000 dan celana jeans branded dikisaran Rp75.000 – Rp100.000.
“Ada kualitas ada harga, apalagi pakaiannya bermerk terkenal, tentu harganya sedikit lebih tinggi. Sebab, harga kita mengambil karungannya juga lebih mahal,” ucap Daud, yang sudah lebih 10 tahun berdagang pakaian bekas.
Untuk pakaian bekas yang harga karungannya murah, Daud pun menjualnya dengan harga jauh lebih miring. “Untuk baju kaos yang di bawah itu harganya kita obral cuma Rp5.000 saja perlembar,” ujar Daud, sambil menunjuk pada tumpukan pakaian bekas yang beralas terpal.
Sementara, pendapat serupa dilontarkan Maulana, warga jalan Soetoyo S, Banjarmasin. Ia mengatakan, membeli pakaian bekas di Pasar Tungging lebih terjangkau dari segi harga.
“Hampir setiap hari Minggu pagi saya datang ke sini (Pasar Tungging). Suka saja membeli pakaian bekas, selain kondisinya yang masih layak pakai. Tak jarang, saya menemukan baju dan celana dengan merk ternama. Pasti saya beli, karena harganya terjangkau,” imbuhnya
Selain barang bekas, di Pasar Tungging ini juga tersedia baju dan celana yang baru, sepatu, sendal, jam tangan, kaca mata, parfum dan banyak lagi kebutuhan sandang lainnya.
Harus diakui, harga komoditas ini sangat bersahabat di mata masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Apalagi, dari sisi kualitas, barang yang dijual pun masih sangat layak dipakai. (opq/KPO-1)