Banjarmasin, KP – Aksi demo penolakan Undang-undang Cipta Kerja Omnibus Law yang digelar para mahasiswa di kawasan Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin Tengah dibubarkan secara persuasif oleh aparat keamanan, Jumat (16/10/2020) dini hari.
Aktivis dengan menghadirkan ribuan manusia itu tentunya tak lepas dari soal munculnya sampah dadakan. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan itu tentunya cukup banyak.
Dalam aksi kali ini, ada dua titik yang menjadi tempat berkumpulnya massa. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kamboja, Jalan H Anang Adenansi sebagai titik kumpul keberangkatan. Dan Jalan Lambung Mangkurat sebagai tempat digelarnya aksi.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Marzuki mengakui, memang terjadi peningkatan volume sampah selama adanya aksi unjuk rasa beberapa waktu terakhir ini.
Kendati demikian, jumlah penambahan dari hasil aktivitas ribuan manusia itu tak terlalu signifikan. “Memang ada penambahan, tapi tak terlalu banyak. Hanya 30 persen dari akasi sebelumnya. Setelah aksi berakhir petugas kami bisa langsung menangani,” ujarnya.
Pembersihan yang dilakukan petugas juga bisa lebih ringan, mana kala para demonstran dan aparat keamanan selalu turut membantu memungut sampah yang berserakan setelah aksi selesai.
“Kami berterimakasih sekali. Beruntung kesadaran masyarakat kita akan kebersihan tinggi. Mereka selalu membantu membersihkan setelah aksi. Otomatis meringankan pekerjaan petugas kami di lapangan,” imbuhnya.
Di samping itu, aksi demo kali ini juga lebih tertib dari sebelumnya. Pasalnya, saat demo sebelum yang digelar pada Kamis (08/10/2020) lalu, dua pot bunga sempat pecah akibat aksi dorong-dorongan antara massa aksi dengan aparat keamanan.
“Alhamdulillah kali ini tak ada yang rusak. Taman di trotoar tengah tak terlalu banyak yang terinjak-injak. Kalau sebelumnya ada dua pot bunga yang pecah. Tapi kali ini tidak ada,” katanya. (sah/K-3)