Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

JKDN Melejit, Rezim Panik!

×

JKDN Melejit, Rezim Panik!

Sebarkan artikel ini

Oleh : Aghnia Yanisari
Aktivis Dakwah Banjarmasin

Heboh sejagat maya, penayangan film JKDN menuai pro dan kontra, tidak sedikit yang pro dan antusias menikmati filmnya, namun juga tidak sedikit yang kontra, melontarkan berbagai macam tuduhan tak berdasar. Film dokumenter yang ditayangkan melalui streaming ini, diprakarsai oleh Khilafah Channel dan Komunitas Literasi Islam, dengan disaksikan lebih 200 ribu pasang mata. Berlatar belakang peninggalan sejarah di berbagai penjuru nusantara, menghadirkan rasa yang tak asing bagi penontonnya. Film yang mengangkat tentang hubungan kekhilafahan Turki Ustmani dengan nusantara, yang disertai pembaiatan oleh nusantara kepada Khalifah. Menyuguhkan fakta yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan akademis. Film yang disutradarai oleh Nicko Pandawa ini berhasil menaiki posisi trending di twitter.

Kalimantan Post

Ramai sekali orang membicarakannya baik sebelum maupun sesudah film ini ditayangkan. Namun, dibalik kesuksesan film ini tentu mengalami ujian, sempat dilakukan pemblokiran oleh pemerintah, namun dengan upaya terus menerus dari panitia agar film ini tetap bisa ditayangkan, alhasil film ini sukses besar. Membuat banyak orang semakin penasaran, dan ingin menonton tayangan ulang.

Sementara di sisi lain, orang-orang yang kontra dengan film ini berusaha untuk menyebarkan fitnah di tengah kaum muslimin. Menuding film ini adalah propaganda dan menuduh bahwa fakta yang disuguhkan telah ‘mengada-ngada’, tanpa bisa membuktikan sanggahannya berdasarkan data yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan, mengonfirmasi bahwa sebenarnya film ini memang murni apa adanya, sehingga yang dilontarkan oleh para pembencinya hanyalah celaan demi celaan tanpa bisa mematahkan fakta di dalamnya. Seperti yang dilakukan oleh ormas terbesar di Banjarmasin, dengan mengangkat tema diskusi daring “Jejak (Klaim) Khilafah di Nusantara dan Banua”. Diskusi yang menghadirkan beberapa tokoh ternama, yang dikenal kontra terhadap Khilafah, melontarkan tuduhan yang tak berdasar. Tiada lain maksud dari tuduhan tersebut adalah untuk mendistorsi ajaran Islam, mengatakan Khilafah hanyalah sejarah yang tak ada hubungannya dengan nusantara, ditambah pernyataan bahwa Khilafah tak wajib, jelas semua ini kekeliruan besar. (Kalsel.news)

Baca Juga :  PENGORBANAN UNTUK SIAPA?

Memang tak bisa dipungkiri, pihak-pihak yang anti dengan Khilafah sudah sedari dulu adanya. Dengan berbagai macam alasan dan cara dilakukan untuk mengelabuhi umat muslim, mempengaruhi mereka agar semakin asing ataupun benci dengan Khilafah. Pemblokiran film JKDN dari pemerintah hingga diskusi yang isinya penuh dengan tudingan miring terhadap khilafah, Ini mengonfirmasi bahwa rezim nampak ketakutan, dan semakin panik karena dakwah penerapan syariah semakin gencar. Sikap anti khilafah semakin ditampakkan oleh rezim dan antek-anteknya. Tak cukup hanya mengkriminalisasi pengembannya, namun apapun yang berkaitan dengan Islam Kaffah harus diserang habis-habisan. Ini adalah program deradikalisasi yang sudah lama tercipta, berawal dari barat yang sengat membenci kebangkitan Islam, hingga akhirnya negeri-negeri kaum muslimin yang menjadi jajahannya harus ikut menghina agamanya sendiri. Sejarah peradaban Islam sengaja dikaburkan, jejak-jejaknya ditutup-tutupi, guna mencegah kembalinya peradaban Islam. Beginilah jika pa
ham sekulerisme semakin menggurita di seluruh negeri, para penguasanya begitu semakin menjauhkan diri dari Islam.

Khilafah tidak seperti yang mereka tuduhkan itu. Khilafah bukan sejarah yang tak lagi relevan. Khilafah juga bukan utopis yang tak perlu dimimpi-mimpikan akan kembali, khilafah adalah nyata, bentuk kepastian dari janji Allah. Khilafah terbukti kuat kebenarannya, bahwa pernah menaungi dunia selama hampir 14 abad. Begitu banyak bukti sejarah sepeniggalan Khilafah, maupun dalil dalil dari Alqur’an dan As-Sunnah. Khilafah tidak hanya sekedar dikenang sebagai sejaeah, tapi harus diwujudkan kembali, karena penerapannya merupakan kewajiban untuk seluruh kaum muslimin. Begitu banyak ulama terdahulu yang sepakat tentang kewajiban menegakkan khilafah. Kitab-kitab fiqih telah menjelaskan tentang kewajiban mengangkat seorang khalifah. Jika tidak segera ditegakkan, maka seluruh kaum muslimin akan mendapatkan dosa akibat meninggalkan kewajiban ini, dan kaum muslimin akan selalu berada dalam kenestapaan akibat penerapan sistem kufur hari ini. Wallahu a’lam bi showab.

Iklan
Iklan