Banjarmasin, KP – Penerimaan untuk pendapatan daerah Kota Banjarmasin terus digenjot. Tercatat hingga akhir September lalu capaiannya diklaim sudah 84,26 persen, atau sekitar Rp 1,3 triliun lebih dari target Rp 1,6 triliun lebih.
“Alhamdulillah cukup bagus, sudah 84,26 persen sampai akhir September,” ujar Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Banjarmasin, Subhan Noor Yaumil.
Rp 1,6 triliun itu adalah target setelah dilakukannya perubahan dimana pada anggaran murni senilai Rp 1,7 triliun. Dimana penerimaan ini diambil dari tiga sumber seperti; Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bagian Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
“Targetnya diturunkan karena penyesuaian tapi tak terlalu jauh juga dari Rp 1,7 triliun. Jadi sekitar Rp 100 miliar lebih menyesuaikan,” bebernya.
Subhan menjelaskan, dengan terealisasikannya pendapatan Rp 1,3 triliun tadi, maka masih ada tersisa Rp 255 miliar lebih yang harus dikejar hingga akhir tahun mendatang. “Jadi sudah terealisasi Rp 1,3 triliun. Saat ini sisa Rp 255 miliar lagi,” jelasnya.
Namun yang perlu dicatat capaian ini berada di bawah normal. Menyusul adanya penyesuaian anggaran akibat pengurangan dari pemerintah pusat dan pergeseran anggaran untuk biaya penanganan CoVID-19.
“Memang ini di bawah normal. Cuma realisasi kita setelah realokasi kemarin sudah 84,26, dari seluruh penerimaan kita,” katanya.
Lebih rinci, meminjam data dari Bakeuda, untuk penerimaan PAD yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah tercapai 80,85 persen, atau Rp 219 miliar lebih dari target Rp 271 miliar lebih.
Kemudian untuk Bagian Dana Perimbangan bersumber dari dana bagi hasil pajak/dana hasil bukan pajak, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK) tercapai 86,42 persen, atau Rp 883 miliar lebih dari target Rp 1 triliun lebih.
Sedang untuk Lain-lain untuk Pendapatan Daerah yang Sah bersumber dari pendapatan hibah, pendapatan bagi hasil pajak, dan pendapat transfer penerimaan pusat lainya tercapai 8035 persen, atau Rp 262 miliar lebih dari target Rp 326 miliar lebih.
Selain itu menyinggung khusus soal penerimaan untuk PAD hingga mencapai 80,85 persen, Subhan menjelaskan bahwa yang paling banyak menyumbang dari sektor restoran dan hotel.
Kemudian juga disumbang dari PBB, BPHTB, penerangan jalan, pajak reklame, dan parkir. Sementara untuk hiburan anjlok. “Karena tutup. Hingga saat ini hanya 56 persen realisasinya,” tukasnya. (sah/KPO-1)