Dipicu naiknya harga ayam ras dan tiket pesawat, pada bulan Nopember lalu, Kalteng mengalami inflasi 0,52 persen, terang Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng Eko Marsono, Selasa (1/12).
PALANGKA RAYA, KP — Dipicu naiknya harga ayam ras dan tiket pesawat, pada bulan Nopember lalu, Kalteng mengalami inflasi 0,52 persen, terang Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng Eko Marsono, Selasa (1/12).
Baik di Kota Palangka Raya, maupun di Sampit dua komoditas itu cukup besar memberi andil pada indek kenaikan harga barang konsumen (IHK).
Di Palangka Raya ayam beri andil 0,19 persen, dan transport 0,09 petsen. Di Sanpit ayam beri andil 0,14 persen dan angkutab udara 0,13 persen.
Dijelaskan ada 90 kota pantauan IHK nasional, 83 kota mengalami inflasi dan hanya 7 kota yang masih mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Tual (1,15 persen) dan deflasi tertinggi di Kendari (0,22 persen) Palangka Raya menempati peringkat ke-16 kota inflasi di tingkat nasional, sedangkan Sampit menempati peringkat ke-18 kota inflasi.
Inflasi di Palangka Raya (0,53 persen) dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (1,50 persen), kelompok transportasi (0,84 persen), serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,18 persen).
Inflasi di Sampit (0,52 persen) dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga kelompok transportasi (1,12 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,89 persen), serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,35 persen).
Maka berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi (0,52persen), laju inflasi tahun kalender (0,67 persen) dan
tingkat inflasi tahun ke tahun (1,19 persen). (drt/k-10)