Iklan
Iklan
Iklan
EKONOMI

Akibat Banjir Harga Sayuran Melonjak

×

Akibat Banjir Harga Sayuran Melonjak

Sebarkan artikel ini
GAGAL PANEN - Harga semua jenis sayur mayur mengalami kenaikan, akibat banjir yang melanda sejumlah daerah penghasil. Petani banyak gagal panen karena lahannya kebanjiran. Stok kosong mengakibatkan harga sayur-sayuran melonjak tajam. (KP/Opiq)

Bayam hari ini Rp 4.000 satu ikatnya, itupun yang kecil. Kalau yang besar Rp 5.000. Padahal sebelumnya hanya Rp 1.000 sampai 1.500 saja,” keluh Nunung.

Banjarmasin, KP – Harga sayur-mayur mengalami kenaikan yang cukup signifikan akibat banjir melanda di Kalimantan Selatan. Hal ini juga dirasakan warga Kota Banjarmasin.

Android

Seperti terpantau di Pasar Lama Banjarmasin, beberapa komoditas sayuran harganya mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat, Rabu (20/1)

Salah satu pedagang sayur, Nunung mengatakan, kenaikan sayur ini diakibatkan sejumlah daerah penghasil sayur mengalami kebanjiran dan petani gagal panen.

“Harga sayur saat ini mahal, dan stoknya pun kosong. Jika ada, kondisi sayurannya pun kurang bagus juga. Jadi, susah untuk dijual lagi,” ujarnya pada Kalimantan Post.

Nunung menambahkan, sayur mayur saat ini stoknya mengalami kekosongan, akibatnya harga mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

“Daerah penghasil sayur saat ini kebanjiran, seperti Landasan Ulin, Martapura dan daerah lainnya di Hulu Sungai,” ucapnya.

Akibat banjir yang merendam lahan petani, lanjutnya, banyak sayuran yang mati dan sempat dipanen.

Seperti harga kecambah, lanjut Nunung, sebelumnya dijual dengan hanya Rp12.500 per kilogram, kini harganya naik menjadi Rp 15.000 per kilogramnya.

“Bayam hari ini Rp 4.000 satu ikatnya, itupun yang kecil. Kalau yang besar Rp 5.000. Padahal sebelumnya hanya Rp 1.000 sampai 1.500 saja,” keluh Nunung.

Sayuran lain, mengalami hal serupa, seperti sayuran dari Jawa, yakni wortel dan kentang. Jika sebelumnya dijual Rp15.000 per kilogram, kini harganya Rp 20.000 per kilogram.

Begitu pula dengan komoditas cabai. Harganya melonjak tinggi.

Nunung menambahkan, harga cabai rawit naik tak terbendung.

“Cabai rawit naik sekali, mencapai Rp 200.000 per kilogram, sebelumnya di kisaran Rp 125.000an. Ini karena stoknya yang tidak ada,” sebut Nunung.

Jenis lainnya, cabai tiung dab taji sebelumnya dijual Rp85.000 per kilogram kini menjadi Rp100.000 per kilogram.

Sementara, untuk Timun dijual Rp 12.000 perkilogram, sebelumnya hanya Rp 10.000 perkilogram. Jagung yang sebelumnya dijual Rp2.000 per biji saat ini dijual Rp3.000 per biji.

Salah seorang pembeli, Ana, mengeluhkan melonjaknya harga sayur mayur. Namun, meski mengalami kenaikan, mau tak mau ia tetap membelinya.

“Kami sekeluarga memang terbiasa makan sayur. Walau harga sayur lagi naik, kami tetap membeli,” imbuhnya.

Menurutnya, sayur-sayuran bagus bagi kesehatan, karena tubuh kita perlu serat dan vitamin yang banyak terkandung dalam semua jenis sayur.

“Saat ini cuaca sedang tidak bagus, kondisi banjir ditambah Covid-19 masih belum berlalu. Jadi, kita perlu makanan yang gizinya seimbang, seperti ikan, sayur, serta buah untuk menjaga daya tahan,” pungkas Ana. (opq/K-1)

Iklan
Iklan