Di sini harganya sangat mahal, beli di eceran Rp 50.000. Mau tidak mau terpaksa dibeli, soalnya buat memasak sehari-hari. Itupun barangnya belum tentu ada. Sudah mahal, kosong pula,” keluh Fajar.
BANJARMASIN, KP – Harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) tabung 3 Kg kini kembali menjadi keluhan warga, sebab harga nya kini melambung tinggi. Di tingkat pengecer, harganya berkisar dari Rp 28.000 ribu hingga tembus Rp 50.000 per tabung dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang masih Rp 17.500.
Seperti dikatakan Mia, warga Komplek Persada Raya 3, Handil Bakti, Batola. Ia dan warga sekitar harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli gas tabung berwarna hijau melon tersebut.
“Kemarin kami beli harganya bervariasi mulai Rp 28.000 sampai Rp 36.000. Itupun terkadang susah mencarinya, soalnya sering kehabisan,” ujarnya kepada Kalimantan Post, Senin (25/1).
Mia, mengatakan di pangkalan pun, gas tabung melon ini stoknya sering habis. Biasa datangnya juga 1 minggu sekali, terlebih di saat banjir seperti ini.
“Tak pernah kebagian kalau beli di pangkalan. Lagi pula, jika mau beli harus memiliki kartu yang dikeluarkan oleh pangkalan setempat. Sedangkan saya tidak punya kartunya,” terangnya.
Lain lagi dengan Fajar, warga Jalan Martapura Lama Km 8, Sungai Lulut, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Ia menuturkan, di tempatnya harga gas 3 Kg mencapai Rp 50.000 per tabung.
“Di sini harganya sangat mahal, beli di eceran Rp 50.000. Mau tidak mau terpaksa dibeli, soalnya buat memasak sehari-hari. Itupun barangnya belum tentu ada. Sudah mahal, kosong pula,” keluh Fajar.
Warga mengeluh, tambah Fajar, tak bisa berbuat banyak dengan situasi seperti ini. “Yang pasti, harganya sangat mahal. Bingung juga, mungkin ada yang sengaja mengambil keuntungan di tengah kondisi banjir seperti ini,” ucapnya.
Kondisi yang sama dilontarkan oleh Agus, Yadi dan Ujang, relawan yang membantu penyaluran logistik bagi korban terdampak banjir di Martapura.
Agus bersama teman-temannya, mengaku kesulitan untuk memasak di dapur umum yang berlokasi di Gang Pribadi, Sekumpul, Martapura, disebabkan susah mencari LPG 3Kg di tingkat eceran.
“Kios-kios yang menjual LPG banyak yang kehabisan, sebagian lagi tutup karena kebanjiran. Akses jalan darat juga susah dilewati karena air pasangnya cukup dalam. Kalaupun ada, harganya sampai Rp 40.000 di warung atau kios,” ungkapnya.
Untuk berhemat, sambung Agus, tim relawan di dapur umum tempatnya bergabung, terpaksa memasak menggunakan bahan bakar kayu.
“Kami berharap, pihak terkait segera turun tangan mengatasi permasalahan ini. Kasihan, masyarakat banyak yang mengeluh di tengah kepungan banjir. Sudah kesusahan, ditambah lagi harga gas melon mahal,” tandasnya. (opq/K-1)