Di sini ada 2.000 lubang yang kami tanami sayuran. Sementara, ada 3 jenis sayuran yang selalu dicari orang dan nilai jualnya lumayan bagus, yaitu Selada, Pakcoy dan Seledri,” ucap Zaitun.
BANJARMASIN, KP – Sejumlah perempuan paruh baya terlihat tengah sibuk bercocok tanam di kebun yang terletak di Ruang Terbuka Umum. Kebun itu sendiri berada di Jalan Jahri Saleh, Komplek Pos II RT 09, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Memanfaatkan area ruang terbuka yang merupakan fasilitas umum di komplek tersebut, ibu-ibu ini melakukan kegiatan penanaman sayur mayur hidroponik.
“Setiap hari, kami selalu bercocok tanam di kebun ini. Tugasnya bergiliran, ada yang jadwal pagi, ada yang sore hari,” ujar Zaitun, salah seorang warga setempat yang tergabung dalam kelompok Acil Berdaya.
Menurutnya, Kebun Sehat ini dibangun oleh Baznas Kalimantan Selatan (Kalsel) yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Banjarmasin dan Hasnur Group pada tahun 2019 lalu.
Diketahui, Kebun Sehat menjadi salah satu program kesehatan dan pemberdayaan ekonomi mustahik oleh Baznas Kalsel, melalui kegiatan penanaman sayur menggunakan metode hidroponik.
“Alhamdulillah, sejak adanya Kebun Sehat ini kami semua bisa memiliki kegiatan yang positif. Selain itu, kami jadi ada penghasilan setiap kali panen sayur,” ungkap Zaitun, saat ditemui Kalimantan Post, Rabu (3/2).
Zaitun menjelaskan, di Kebun Sehat, ia bersama 15 orang warga lainnya di kelompok Acil Berdaya sementara ini menanam sayuran seperti Selada, Pakcoy (Sawi Daging) dan Seledri (Daun Sop)
“Di sini ada 2.000 lubang yang kami tanami sayuran. Sementara, ada 3 jenis sayuran yang selalu dicari orang dan nilai jualnya lumayan bagus, yaitu Selada, Pakcoy dan Seledri,” ucap Zaitun.
Sayur-sayuran ini, sambung Zaitun selalu dicari orang. Biasanya, pembeli datang untuk memilih langsung. Ada yang untuk dijual lagi atau digunakan sendiri.
“Yang beli di sini kebanyakan pedagang langganan yang jualan di pasar, ada juga yang datang dari perhotelan,” beber perempuan berusia 65 tahun ini.
Ia merinci, untuk Selada hidroponik dijual Rp 35.000 per kg, Sawi Rp 25.000 per kg, sedangkan Seledri ikat kecil Rp 5.000 dan ikat besar Rp 10.000.
Zaitun menambahkan, pemeliharaan sayuran hidroponik sendiri sangat mudah, tak perlu perawatan khusus. Yang penting, sayuran dengan media tanam air ini harus menggunakan air mengalir dan pemberian nutrisi yang rutin.
“Untuk sayuran Sawi panennya 30 hari sekali, kalau Selada panen 35 hari sekali, sementara Seledri agak lama 3 bulan baru panen,” katanya menjelaskan.
Zaitun dan ibu-ibu lainnya di kelompok Acil Berdaya mengaku, cukup terbantu dari sisi perekonomian selama menekuni kegiatan bercocok tanam hidroponik ini.
“Lumayan lah, buat nambah keperluan sehari-hari. Hasil penjualan sehabis panen kita bagi rata 16 orang,” pungkasnya.
Dari informasi yang didapat, kedepannya kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan kuliner dengan pemanfaatan sayur dan objek pembelajaran bertanam untuk anak sekolah. (opq/K-1)