Siti Aminah kehabisan napas dan tak bisa menyelamatkan diri ke luar dari dalam kamarnya
BANJARMASIN, KP – Insiden kebakaran di Jalan Simpang Belitung Gang Serumpun RT 02 RW 01 Banjarmasin Barat, Rabu dinihari (17/2), sekitar pukul 01.00 WITA.
Informasi didapat, api tiba-tiba menyala dan warga baru mengetahui setelah mendengar suara pukulan tiang listrik sebagai tanda ada kebakaran.
Warga pun berusaha memadamkan api dengan alat seadanya, hingga akhirnya sejumlah anggota relawan Barisan Pemadam kebakaran (BPK) Banjarmasin langsung berdatangan ke lokasi kebakaran dan dalam hitungan puluhan menit, api dapat dipadamkan.
Namun nahas, seorang Nenek bernama Aminah berusia sekitar 80 tahun ditemukan tewas terpanggang dalam rumahnya. Korban pun langsung dibawa ke salah satu rumah warga, guna persiapan untuk dikubur.
Peristiwa ini juga menghanguskan rumah milik Basriah, Awi Romy dan Della.
Kapolsekta Banjarmasin Barat, Kompol Mars Suryo Kartiko SIk, saat dikonfirmasi mengatakan, anggota masih melakukan penyelidikan kasus ini untuk bisa mengetahui penyebab asal-usul kebakaran ini.
Salah satu saksi yang rumahnya turut terbakar, Siti Sabariah melihat api pertama kali muncul dari rumah Aminah yang mengalami kelumpuhan.
“Korban tinggal bersama dua anaknya di rumah tersebut. Ketika kejadian, Aminah kabarnya hanya bersama satu orang anaknya bernama Syarkawi yang sempat mencoba mengangkat korban,” ujarnya.
Sementara M Syarkawi alias Awi mengatakan, baru mengetahui ada kebakaran saat terbangun mendengar suara keributan. Ia pun menyadari api sudah mengelilingi rumahnya.
Lantas Awi buru-buru berteriak membangunkan mamanya. Tak lama setelah itu, suara korban tidak ada lagi.
Awi mencoba mendobrak pintu samping kamar orang tuanya. Namun saat didobrak, api sudah besar.
Bahkan ia sempat kejatuhan dan terkena semburan api. Sehingga tidak bisa lagi masuk ke dalam untuk menolong orangtuanya.
Besarnya kobaran api dan tebalnya asap yang menyelimuti seisi ruangan rumah korban, membuat Siti Aminah kehabisan napas dan tak bisa menyelamatkan diri ke luar dari dalam kamarnya.
“Kondisi orangtua saya memang sudah sakit lama, dan sulit untuk berjalan,” katanya.
Sebelum musibah kebakaran terjadi, Awi mengungkapkan, orangtuanya itu sering sekali melantur dan berkata seakan mau meninggal. “Itu tidak saya hiraukan karena saya menilainya hanya melantur, panderan orang garing (bicaranya orang sakit, red),” bebernya.
Hingga saat ini Awi bingung harus tinggal dimana lantaran seisi rumahnya habis terbakar.
“Sementara ini, saya ikut tetangga yang masiuh terhitung keluarga, sambil menenangkan diri,” jelasnya dengan raut muka yang sedih.
Ia juga tak mengetahui persis soal penyebab kebakaran. “Kronologis kejadian saya tak begitu mengetahuinya, api diduga muncul dari salah satu kamar yang kebetulan berada persis di belakang rumahnya,” sebutnya. (fik/K-4)