Banjarmasin, KP – Ditutupnya akses Jalan Lingkar Utara akibat banjir dan mengalami kerusakan parah memaksa kendaraan angkutan barang dialihkan melalui kapal Fery penyeberangan di kawasan Sungai Alalak Jalan Brigjen Hasan Basri atau Kayu Tangi Ujung.
Akibat aktifitas itu antrean kendaraan angkutan barang maupun angkutan logistik lainnya baik dari arah Banjarmasin menuju Kalimantan Tengah atau sejumlah kabupaten di Kalsel maupun sebaliknya tidak bisa terelakan.
Dianggap menggangu pengguna jalan lainnya, Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin M Isnaeni mengusulkan agar jembatan lama Kayu Tangi Ujung dibuka.
Kepada KP Senin (1/2/2021) Isnaeni menilai dengan dibukanya jembatan lama disamping pembangunan jembatan Alalak yang dijadwalkan rampung Maret 2021 ini diharapkan mampu mengatasi kemacetan dan sedikit mengurangi antrian angkutan barang yang menyeberang melalui ferry.
” Dengan catatan truk angkutan yang dibolehkan melewati jembatan lama itu kosong atau tidak dalam membawa muatan,” ujar Isnaeni.
Sebelumnya secara terpisah Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) juga Ketua Asosiasi Logistik Logistik dan Forwarder Indonesia(ALFI), Bambang Supriono juga meminta agar jembatan lama Kayu Tangi Ujung dibuka.
” Kami sudah menyampaikan permohonan memohon kepada instansi terkait, yaitu Dinas Perhubungan Prov Kalsel, Balai Jalan Nasional, serta PT Wika Pandji KSO selaku penanggung jawab jembatan tersebut, agar jembatan lama Kayu Tangi Ujung dibuka” ujarnya.
Bambang Supriono berpendapat jika jembatan lama dibuka, maka dapat mengurai kemacetan dan mengurangi antrian angkutan barang yang ingin menyeberang melalui fery.
” Yang dibolehkan lewat hanya truk kosong, jangan yang ada isinya. Kalau yang bermuatan barang silakan lewat ferry saja,” tandasnya.
Menurutnya, kalau jembatan lama itu tidak dibuka, maka 2 atau 3 bulan akan datang antrean truk mencapai puluhan kilometer.
“Akan rentan terjadi kecelakaan, dan sangat mengganggu pengguna jalan sebab badan jalan menjadi sampit,” ujarnya. (nid/K-3)