Banjarmasin, KP – Bunyi handhone milik sang pelaku Erpandi lah buntut dari dugaan penusukan hingga tewasnya seorang mahasiswa bernama Wildan.
Saat ditelpon sang pacar dan pelaku hendak mengangkatnya, korban spontan menengok ke belakang.
Hal ini kemudian yang menjadi pemicu, karena pelaku tak terima tatapan korban Wildan, yang saat itu sama-sama membeli nasi goreng di kawasan Lingkar Dalam Selatan, Kelurahan Pekapuran Raya, Banjarmasin Selatan, Jumat (5/2) lalu sekitar pukul 02.00 WITA.
Lantas membuat pelaku Erpandi yang saat itu dalam pengaruh minuman beralkhol kesal.
“Dapat telepon dari pacar, korban menatap jadi kesal,” jelas Erpandi di hadapan awak media, Senin (1/3) sore.
Dikatakan Erpandi ketika berada di ruang Satuan Reskrim Polresta Banjarmasin, ia baru mengetahui korban meninggal dunia setelah diberitahu oleh pihak keluarga.
“Setelah mengetahui hal tersebut, aku pun langsung bersembunyi dan berpindah-pindah tempat” ujar pemuda yang seharinya bekerja sebagai buruh ini.
Diakui Erpandi yang pernah tersandung kasus narkoba pada 2014 ini nekat menusukan senjata tajam ke tubuh korban lantatan kesal.
“Aku terbiasa bawa senjata tajam untuk jaga-jaga,” ucapnya lagi.
Sementara itu, pelaku satunya, Wahyu mengatakan, nekat membantu temannya karena pengaruh minuman keras.
“Saat itu dalam kondisi mabuk dan aku menyesal telah melakukan ini,” jelasnya sambil menundukan kepala.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol Alfian Tri Permadi mengatakan, pelaku merasa tersinggung lantaran Korban melihat handphone milik pelaku. “Ini dipicu karena ketersingungan antara pelaku dengan korban hingga terjadi penusukan berujung tewasnya korban,” jelas Kasat.
Diketahui, dua pelaku penusukan, yakni Erpandi dan Wahyu, warga Kelayan, diantar pihak keluarga guna menyerahkan diri ke Sat Reskrim Polresta Banjarmasin, Minggu (28/2) sekitar pukul 17.00 WITA. (yul/K-4)