Banjarmasin, KP – Saat akan diamankan, ular piton sepanjang tiga meter dengan berat lima kilogram itu berontak. Hewan melata ini melilit erat pada salah satu tiang di kolong rumah. Sehingga memerlukan waktu lebih dari setengah jam agar ular itu berhasil dievakuasi.
Drama penangkapan piton liar itu berawal dari adanya laporan warga yang melihat reptil berukuran besar itu sedang asik nangkring di teras rumah salah seorang warga.
Siang itu, anggota Damkar Rescue Kota Banjarmasin menerima laporan, bahwa ada warga yang melihat ular piton
“Perlu dievakuasi, karena dikhawatirkan bisa mengganggu warga,” ucap Adam Baihaqi, salah seorang anggota Damkar Banjarmasin saat dibincangi awak media, Jumat (19/03) pagi.
Tak berselang lama, mobil bak terbuka berkelir merah yang digunakan anggota Damkar itu langsung menuju Kompleks Nusa Indah di Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Setiba di lokasi, warga sudah berkerumun. Tampak seorang warga sedang memegangi bagian ekor ular piton. Sementara setengah badan bagian moncong ular, masuk ke kolong rumah.
Rupanya, ular piton yang semula berada di teras tadi merasa terancam dan mencoba kabur dengan masuk ke kolong rumah. Tak ingin terlepas, warga pun akhirnya memberanikan diri untuk menangkapnya.
Anggota Damkar Rescue Kota Banjarmasin pun langsung mencoba membantu warga menarik perlahan badan ular piton l agar bisa keluar sepenuhnya dan dievakuasi.
Namun, upaya tersebut ternyata cukup sulit. Besar dugaan, ular piton itu melilitkan tubuhnya ke salah satu tiang kolong rumah.
Sekali lagi, tak ingin buruan yang dikenal sebagai hewan berdarah dingin itu terlepas, anggota damkar pun mencoba cara lain. Yakni dengan membongkar beberapa kayu dinding kolong rumah.
“Dinding kayunya sudah terbuka. Kita coba tarik perlahan,” ucap Daud yang juga merupakan anggota damkar.
Tubuh ular itu kembali ditarik keluar. Kali ini, Daud tampak siap dengan tongkat penjepit ular. Dan ketika tubuh ular itu muncul sepenuhnya, dengan sigap ia menjepitkan tongkat sakti yang dipegangnya itu ke bagian leher ular.
Proses evakuasi pun sukses. Ular pun dimasukkan ke dalam karung, kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik yang sejak semula disiapkan oleh anggota damkar.
Saksi mata di lapangan, sekaligus pemilik rumah yang terasnya menjadi tempat bersantai ular piton itu, Hendri, menceritakan bahwa ular itu ditemukannya tepat ketika dirinya hendak membuka warung dagangan.
“Saya lihat, setengah badan ular sudah masuk ke kolong rumah. Saya tangkap bagian ekornya. Saya coba tarik keluar, tapi tak bisa. Saya pun langsung melaporkannya ke pak RT untuk meminta bantuan dan tim evakuasi pun datang,” tuturnya.
Hal senada juga diutarakan warga lainnya, Firman. Menurutnya, ia pernah melihat ular tersebut di lokasi yang sama. Tepatnya, pada saat banjir melanda Kota Banjarmasin, Januari lalu.
“Hendak saya tangkap, ternyata kabur dan menghilang di kolong rumah itu. Saya menduga, di situ ular bersarang. Tapi syukurlah kalau sudah tertangkap. Khawatir saja, kalau-kalau mengganggu warga sekitar,” tambahnya.
Lantas, bagaimana nasib ular piton itu ke depan? Anggota Damkar Rescue Kota Banjarmasin, Daud mengatakan bahwa ada tiga kemungkinan.
Pertama, diberikan kepada warga yang ingin atau bersedia memeliharanya. Kedua, diserahkan ke pihak BKSDA Provinsi Kalsel. Dan yang terakhir, dilepasliarkan, tentunya di kawasan yang jauh dari pemukiman warga.
Di sisi lain, Daud juga menambahkan, pihaknya akan selalu siap untuk melakukan evakuasi hewan dengan jenis apapun ketika ada warga yang meminta pertolongan.
“Saat kami belum datang, kami sarankan agar warga tetap tenang, dan tidak gegabah agar proses evakuasi bisa berjalan lancar,” tutupnya. (Zak/KPO-1)