Banjarmasin,KP – Rencana untuk membangun Pasar Induk hingga kini masih sekedar angan-angan. Pasalnya, harapan Pemko Banjarmasin mendapatkan bantuan guna merealisasikan pusat pemasaran berbagai hasil pertanian ini sampai sekarang belum mendapat respon dari pemerintah pusat.
Menyikapi belum terealisasinya rencana pembangunan Pasar Induk tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin, HM Faisal Hariyadi berharap, agar Pemko terus melakukan lobi kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan.
“Mudahan rencana ini cepat direalisasikan karena sesuai program Presiden Joko Widodo yang mentargetkan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia memiliki Pasar Induk,” ujarnya kepada {KP} Rabu (17/3/2021) kemarin.
Faisal mengungkapkan, pembangunan Pasar Induk sudah cukup lama direncanakan. Bahkan, anggaran untuk penyediaan lahan untuk merealisasikan pembangunan Pasar Induk tersebut pernah diusulkan oleh pihak Pemko Banjarmasin dalam APBD.
Ia juga menjelaskan, sesuai rencana lahan yang akan dibebaskan dan dianggap paling tepat untuk membangun Pasar Induk salah satunya berada di kawasan Jalan Lingkar Selatan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Dipilihnya Jalan Lingkar Selatan Basirih ungkapnya, karena disamping lahannya masih cukup tersedia, kawasan itu relatif berdekatan dengan pelabuhan Trisakti. Sehingga seluruh hasil-hasil pertanian yang didatangkan khususnya dari pulau Jawa bisa langsung dibawa ke Pasar Induk, tanpa lagi memasuki jalan dalam kota.
“Rencana ini sekaligus untuk mengatasi kemacetan jalan dalam kota yang kini dirasakan sudah sangat padat. Salah satunya akibat truk berukuran besar maupun kontainer yang membawa muatan berbagai barang dan bahan-bahan pokok lainnya, termasuk hasil pertanian yang didatangkan dari luar daerah,” kata Faisal Hariyadi.
Lebih jauh dijelaskan, anggaran pembangunan Pasar Induk diharapkan bersumber dari bantuan pemerintah pusat. Sedangkan Pemko Banjarmasin hanya mempersiapkan anggaran untuk pembebasan lahan.
Ia menilai, adanya Pasar Induk sangat penting dalam kerangka untuk memberikan kenyamanan bagi pedagang berbagai komoditas berbagai hasil pertanian dalam bertransaksi.
Pasar Induk katanya, sekaligus berfungsi sebagai pusat grosir penyediaan kebutuhan pertanian. Dari pasar itulah nantinya pedagang kecil melakukan transaksi untuk selanjutnya berbagai hasil pertanian itu kemudian didistribusikan atau dijual kembali ke seluruh pasar yang tersebar di Banjarmasin, maupun di daerah lain dalam wilayah Kalsel .
“Seperti halnya Pasar Induk Kramat Jati di DKI Jakarta yang secara khusus sebagai pusat grosir komoditas memperdagangkan hasil pertanian ,” demikian kata Faisal Hariyadi. (nid/K-3)