Oleh : Nor Aniyah, S.Pd
Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, sebanyak 64,7 persen anak muda menilai partai politik atau politisi di Indonesia tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat. Sebanyak 25,7 persen anak muda yang menilai para politisi sudah cukup baik mendengarkan aspirasi.
“Sikap mereka tidak begitu yakin bahwa politisi mewakili aspirasi masyarakat,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia dalam rilis survei secara daring, Minggu (21/3).
Hasil survei juga menunjukkan hanya tiga persen anak muda yang sangat percaya pada partai politik. Sebanyak tujuh persen sama sekali tidak percaya. Sebanyak 54 persen anak muda masih percaya pada partai politik.
Tingkat kepercayaan anak muda lebih besar kepada TNI. Terlihat sebanyak 77 persen anak muda cukup percaya dengan TNI. Bahkan 12 persen anak muda sangat percaya pada TNI.
“Trust terhadap institusi, secara umum tidak berbeda anak muda masih trust TNI, Presiden kemudian polisi, KPK,” ungkapnya.
Survei Indikator Politik Indonesia digelar pada 4-10 Maret 2021. Survei dilakukan melalui sambungan telepon dengan responden. Sebanyak 1.200 responden berusia 17-21 tahun. Margin of error survei kurang lebih sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (merdeka.com, 21/3/2021).
Dari survei tersebut menunjukkan anak muda bahwa masih galau antara melihat perlunya perubahan politik dan ketidakpahaman terhadap sistem politik alternatif. Meski menganggap politisi dan partai tidak mampu mengatasi persoalan, namun masih berharap penyempurnaan praktik sistem kapitalisme demokrasi dapat menjadi solusi.
Pihak-pihak Barat yang memang sengaja menghalangi, menyudutkan dan meminggirkan aturan Islam dari kehidupan. Membuat generasi Muslim pemikirannya materialistis. Akhirnya berkutat dan mengejar materi dunia saja. Tetapi kontribusi untuk Islam minim bahkan nol. Tak peduli dengan keadaan umat Islam yang tengah mengalami kemunduran secara sistematis.
Tipu daya musuh-musuh Islam terus bekerja untuk menghancurkan Islam melalui berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menghujat atau mendistorsikan sebagai ajaran Islam yang agung. Beragam tudingan jahat dimaksudkan untuk menikam Islam dengan menciptakan suasana fobia terhadap ajaran Islam. Yang membuat Islam dijauhi bahkan oleh generasi Islam sendiri.
Betapa akutnya fobia Barat terhadap ancaman eksistensi institusi politik Islam. Sekalipun institusi politik Islam kini telah lenyap, mereka terus berupaya untuk melemahkan Islam agar tidak kembali menjadi ancaman bagi hegemoni peradaban rusak mereka. Salah satunya adalah melalui propaganda jahat mereka terhadap ajaran khilafah Islamiyah, institusi politik umat Islam.
Sejatinya dalam Islam, yang dimaksud politik (siyasah) adalah upaya mengatur urusan umat manusia baik di dalam maupun luar negeri dengan Islam. Kita menyaksikan saat ini berbagai fakta kehidupan yang membuat kita begitu sedih. Fakta-fakta ini terjadi akibat jauhnya kita dari berpedoman kepada aturan Allah SWT dalam hidup. Akhirnya membuahkan berbagai kerusakan yang bisa kita rasakan.
Generasi muda Islam mestinya mengenal dan melek politik Islam agar benar-benar mendapat gambaran dan harapan perubahan hakiki. Kondisi susah, sulit dan sempit saat ini adalah buah dari penerapan sistem sekuler yang memasung agama dari kehidupan. Peran Allah SWT mereka gantikan dengan kepemimpinan hawa nafsu. Akibatnya tidak akan menemukan kecuali kezaliman, kesulitan, krisis dan kehancuran yang semakin menjadi-jadi. Inilah buahnya dari apa yang telah disemai para kapitalis.
Selama yang diadopsi oleh kaum Muslim untuk mengatur kehidupan adalah sistem sekuler Kapitalisme, umat akan terus berada dalam keterpurukan. Politik global hari ini menghancurkan umat dengan meniadakan kepemimpinan Islam. Akal generasi Muslim pun dirusak oleh berbagai hal yang menyasar pada cara berpikirnya.
Sejarah mencatat, berkat tuntunan Islam itulah banyak generasi terbaik yang terlahir dalam kepemimpinan Islam. Dulu di zaman kejayaan peradaban Islam, kaum Muslimin poros hidupnya adalah Islam. Generasi tak hanya menjadi orang yang berilmu, tapi juga ilmunya bermanfaat untuk Islam, kaum muslim dan peradaban di masa depan. Mulai dari masa Rasulullah Saw, sampai Khulafah Rasyidin, Khilafah Umayah, Khilafah Abasiyah, Khilafah Utsmaniyah hingga ke wilayah Eropa, semua dunia di bawah kendali Islam. Semua manusia merasakan keadilan, kesejahteraan dan kegemilangan peradaban.
Wajib bagi pemuda Islam paham politik Islam agar bisa menghadapi tantangan kekinian yang bisa membelokkan mereka dari perubahan hakiki. Pemuda intelektual mesti berpikir rasional tentang kondisi aktual yang hari ini terjadi. Betapa tidak dapat kita pungkiri munculnya persoalan besar yang menimpa umat ini karena tidak diterapkannya syariat Islam secara kaffah.
Generasi muslim harus menjadikan Islam indentitasnya, menerapkan Islam secara kaffah. Teruslah berjuang untuk tegaknya Islam, tetap berpegang pada agama Allah dan menjaga persatuan umat Islam. Bekali diri dengan motivasi menjadi umat terbaik di dunia yang akan membawa misi merahmati seluruh semesta ini.
Allah SWT berfirman: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali Imran: 110).
Berdirilah wahai generasi muda, berdakwah sambil sekuat tenaga bertahan dalam serangan pemikiran yang ada. Memahami Islam, menebarkannya dengan dakwah kepada yang lainnya. Agar semua selamat dari keputusasaan dan sekularisme generasi. Dengan berjuang supaya bisa tegak kemuliaan dengan hadirnya kembali sistem Islam yang telah pasti dan merupakan takdir bagi dunia.