Banjarmasin, KP – Program vaksinasi guru yang dijalankan pada siang hari saat puasa Ramadhan terlihat minim peserta. Padahal Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin sendiri menargetkan sebanyak 2030 guru yang divaksin.
Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Machli Riyadi membeberkan, kondisi tersebut terjadi akibat masih adanya beberapa tenaga pendidik yang ragu bervaksin di siang hari atau saat menjalani puasa ramadhan.
“Ada sebagian guru yang enggan bervaksin di bulan ramadhan. Padahal sudah ada surat edaran yang dikeluarkan Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa bervaksin tidak membatalkan puasa,” ungkapnya saat ditemui awak media di sela pemantauan vaksinasi guru di SMP Negeri 1 Banjarmasin, Rabu (14/04) siang.
Kemudian, Mantan Wadir Administrasi dan Keuangan RSJ Sambang Lihum itu menegaskan. Bahwa vaksin yang diinjeksikan melalui jaringan otot manusia ini tidak memiliki efek samping seperti membuat letih lesu dan lapar.
“Sebenarnya tidak ada efek samping sama sekali. Karena vaksin yang disuntikkan ke intra muscular hanya sebanyak 0,5 dosisnya,” ujarnya.
Menurutnya, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Dinkes selaku penyelenggara pemberian vaksin yang diharap menjadi salah satu cara dalam membentuk herd immunity Atau kekebalan kelompok di masyarakat tersebut.
Alhasil, pria dengan sapaan Machli itu mengaku harus lebih ekstra dalam memberi edukasi kepada para guru dan tenaga pengajar di kota yang berjuluk Seribu Sungai ini agar bersedia divaksin.
Padahal tujuan vaksinasi sendiri kata Machli ialah memberikan keamanan dan perlindungan dalam pelaksanaan PTM pada Juni mendatang.
“Kita vaksin seluruh guru untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang anaknya nanti akan melaksanakan PTM agar terlindungi,” ujar Machli.
Dari pantauan Kalimantan Post, salah satunya di SMP Negeri 1 Banjarmasin. Dari 170 guru yang menjadi target untuk divaksin, namun di lapangan hanya 110 saja yang terdaftar ikut vaksinasi.
Menurut Jubir Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin itu tersebut, target vaksinasi untuk tenaga pengajar di bulan April ini adalah sebanyak 2030 tenaga pendidik.
“Dibulan April ini kita targetkan 2030 guru yang divaksin. Target ini memang harus kita capai untuk mengejar persiapan PTM,” ungkapnya.
Alhasil, vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan 2 hari mendatang pun akan diperpanjang lagi waktu vaksinasi yang mencakup tenaga pengajar tersebut.
“Kalau dilihat dari animo di lapangan, sepertinya kita harus perpanjang lagi harinya. Hari ini kemungkinan belum tercapai, karena kita perlu edukasi lagi para guru. Kita akan sosialisasikan kembali bersama Disdik,” pungkasnya.
Sementara itu, Murjani, salah satu guru yang jadi peserta vaksinasi, mengaku sangat antusias mengikuti vaksinasi. Hal itu terlihat saat dirinya disuntik vaksin di salah satu ruang kelas di SMP Negeri 10 Banjarmasin.
“Vaksinasi ini sebenarnya bagus. Tapi banyak rekan kita yang ragu karena termakan berita-berita negatif soal vaksin,” imbuhnya.
Guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 25 Banjarmasin ini mengaku percaya bahwa apanya yang disuruh oleh pemerintah mengenai upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 di masyarakat ini sudah tepat.
“Kita percaya ini cara mengatasi penularan Covid-19 khususnya bagi kita para guru dan ASN yang memang kesehariannya berhadapan dengan siswa,” tuntasnya. (Zak/K-3)