Banjarmasin, KP – Kerusakan struktur lantai ruang utama Masjid Raya Sabilal Muhtadin baru-baru ini sedang ramai jadi bahan perbincangan masyarakat. Pasalnya, terdapat retakan yang memanjang di sejumlah titik keramik lantai.
Dari pantauan Kalimantan Post, kondisi itu terjadi pada barisan shaf kedua dari tempat imam. Keretakan lantai terjadi hampir dari satu tiang ke tiang lainnya yang sejajar di barisan shaf tersebut.
Ketua Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Darul Quthni membeberkan, kondisi rusaknya lantai masjid itu baru diketahui ketika pengurus masjid mencopot karpet yang biasa menjadi alas lantai.
Tepatnya, saat awal-awal pandemi Covid-19 melanda Kota Banjarmasin. Saat itu, setiap masjid atau tempat ibadah yang ada, diimbau untuk tidak menggunakan karpet. Dan jamaahnya diminta untuk membawa sajadah sendiri.
Hal itu dikarenakan lantaran dikhawatirkan dapat menjadi penyebab resiko menularnya virus corona. Namun disisi lain, pencopotan sajadah itu juga bertujuan agar memudahkan pengurus masjid untuk meletakan pembatas jarak antar jamaah.
“Saat itu, baru diketahui bahwa ternyata lantai masjid retak-retak,” ungkapnya dikonfirmasi awak media melalui sambungan telepon, Selasa (25/05) siang.
Namun, menurutnya, perhatian pihaknya tak serta merta tertuju pada kerusakan lantai itu. Saat itu, fokus pihaknya hanya pada penanganan pandemi atau penegakan protokol kesehatan di tempat ibadah.
“Baru sekarang ini, kami fokus memperhatikan kerusakan itu. Kami merasa prihatin dan khawatir kalau-kalau kerusakan dibiarkan berlarut-larut,” ucapnya.
Di sisi lain, rusaknya lantai masjid menjadi ikon dari Kalimantan Selatan itu rupanya bukan yang pertama kali terjadi.
Karena, tepat di tahun 2009 lalu, lantai ruang utama Masjid Raya Sabilal Muhtadin itu sempat dilaukan rehab total.
Bukan tanpa alasan. Melainkan, lantaran lantai ruang utama masjid tersebut amblas. Sehingga bagian tengah lantai ruang utama masjid menjadi cekung ke bawah.
Dibeberkannya, Titik terparah ada di bawah lampu besar yang menggantung di ruang utama masjid.
“Tapi untuk tiang masjid, itu alhamdulillah aman. Diperbaiki pada 2010,” ungkapnya.
Berkaca dari kerusakan yang dahulu pernah terjadi. Quthni mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui secara persis apa yang menjadi pemicu kerusakan.
Namun menurut konsultan bangunan yang saat itu memperbaiki kerusakan lantai masjid saat itu, Quthni menyebut bahwa analisanya ada pada kontur tanah.
Lebih lanjut, Quthni mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Kalsel menurutnya sudah memantau atau melihat langsung kerusakan yang terjadi di lantai ruang utama masjid yang dikelola pihaknya.
“Kami sadar, perbaikan tentu melalui proses panjang. Mulai dari usulan dan lain sebagainya. Tapi kami berharap, perbaikan bisa ditindaklanjuti,” tutupnya. (Zak/KPO-1)