Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Peranan Media Pembelajaran dalam Menunjang Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh

×

Peranan Media Pembelajaran dalam Menunjang Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh

Sebarkan artikel ini

Oleh : Zainal Hakim, S.Pd
Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Banjarmasin

Pandemi Covid-19 memberi dampak terhadap pembelajaran yang dilaksanakan melalui sistem daring. Sisi positifnya, siswa dan guru mampu menguasai dan meningkatkan kompetensi terkait penggunaan teknologi sebagai penunjang proses pembelajaran. Dengan diterapkannya kebijakan belajar dari rumah, maka mengharuskan siswa, guru, dan orang tua untuk cepat menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Orang tua harus senantiasa mendampingi anaknya untuk menggunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Pengawasan perlu dilakukan oleh orang tua kepada anaknya untuk menghindari penggunaan teknologi atau gadget pada hal-hal yang kurang bermanfaat. Pelaksanaan pembelajaran sistem daring yang sedang berlangsung saat ini menuntut kegiatan belajar jarah jauh tanpa mengurangi kualitas materi dan target pencapaian belajar siswa. Guru harus dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik agar mudah diterima dan dipahami oleh siswa meskipun tidak bertatap muka secara langsung.

Baca Koran

Media teknologi pembelajaran jarak jauh yang dapat digunakan antara lain, aplikasi zoom, google classroom, TVRI, whatsapp group, dragonlearn.org, google meet, dan lain sebagainya. Selain itu, Kemendikbud juga mempunyai portal belajar sendiri, yaitu Rumah Belajar (https://belajar.kemdikbud.go.id/) yang dapat diakses secara gratis.

Pembelajaran yang dilakukan di rumah, memudahkan orang tua dalam memonitoring atau mengawasi secara langsung terhadap perkembangan belajar anak. Orang tua mempunyai tugas untuk membimbing anak supaya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Komunikasi yang intensif dibutuhkan baik antara guru dengan siswa, siswa dengan orang tua, maupun guru dengan orang tua untuk selalu sejalan dalam membimbing kegiatan belajar siswa di rumah.

Aplikasi zoom merupakan salah satu aplikasi video converence yang banyak digunakan untuk pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19 ini. Aplikasi ini dinilai sangat mudah untuk aktivitas bekerja maupun belajar jarak jauh. Zoom dapat diakses melalui web maupun aplikasi unduhan yang dapat digunakan pada PC, laptop, maupun gadget. Dengan Zoom,seorang host bisa membagikan tampilan layar komputer kepada para pengguna zoom yang lain (screen sharing). Aplikasi ini tidak berbayar dan memiliki kapasitas ruang yang terbilang cukup kecil yaitu 36 MB untuk pengunduhan melalui ponsel. Namun, pada zoom versi gratis, pertemuan hanya dibatasi maksimal 40 menit saja. Pertemuan harus dimulai dari awal lagi saat waktunya telah habis. Tercatat sudah lebih dari 100 juta lebih pengunduhan aplikasi ini, dengan rating 3,9 dan 92 ribu ulasan dari pengguna, yang artinya lebih dari separuh pengguna zoom merasa puas dan terbantu dengan aplikasi ini. Aplikasi zoom dapat memuat hingga 100 orang dalam satu konferensi. Namun, semp
at beredar berita bahwa banyak pengguna zoom yang menerima zoom-bombing, di mana orang tidak dikenal bisa tibatiba masuk dan mengganggu pertemuan beberapa waktu lalu. Hal tersebut menimbulkan keresahan bagi pengguna. Peristiwa ini yang membuat popularitas dan citra Aplikasi zoom runtuh di beberapa negara tertentu.

Baca Juga :  Pembinaan Remaja

Google Classroom merupakan salah satu aplikasi yang sederhana dan mudah dipahami dalam penggunaannya. Cukup dengan menggunakan akun email google (Afrinaty, 2020). Selain kapasitas ruang yang kecil yaitu 13 MB fitur dan menu yang terdapat pada Google Classroom juga tidak begitu rumit sehingga gampang untuk digunakan bagi guru maupun siswa. Berdasarkan data dari AppBrain’s yang dikutip oleh Liputan6.com, jumlah unduhan aplikasi Google Classroom melonjak begitu tajam selama pandemi covid-19. Google Classroom merupakan aplikasi belajar online paling banyak diunduh, jumlah unduhannya mencapai lebih dari 50 juta kali, dengan rating 3,8 dan mendapat 128 ribu ulasan dari penggunanya.

Google Classroom dapat diakses menggunakan internet di komputer maupun gawai dengan aplikasi yang berbasis Android dan Apple, maupun dengan browser apapun, seperti Chrome, Firefox, Internet Explorer, ataupun Safari, karena Google Classroom sejatinya berbasis website. Fitur -fitur yang terdapat pada Google Classroom antara lain, yaitu fitur Your Work yang dapat digunakan untuk melihat tugas-tugas yang perlu dikerjakan pada sesi kelas yang diikuti. Fitur Class Drive Folder yang memeudahkan pengguna untuk menyiman tugas-tugas dalam setiap pemberian materi. Google Calendar digunakan untuk mengakses jadwal kelas yang diikuti. Dashboard Topic, memungkinkan guru untuk membuat topik-topik tertentu pada kelas agar siswa dapat tanya jawab secara langsung pada topik tersebut.

Pembelajaran yang dilakukan secara online dirasa kurang begitu efektif. Pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka di dalam kelas, dimana guru bisa mengawasi peserta didiknya secara langsung dari awal hingga berakhirnya pembelajaran. Dengan pembelajaran online guru tidak bisa mengawasi langsung apa saja kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Bisa saja waktu guru sedang menerangkan materi atau teman yang lain sedang presentasi, peserta didik tersebut mengerjakan aktivitas lainnya dan tidak memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung secara online. Guru juga kurang efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan peserta didik pun kurang begitu paham apabila pembelajaran hanya dilakukan secara online. Apalagi peserta didik hanya selalu diberi tugas, dan tidak seimbang dengan materi yang diberikan.

Baca Juga :  Tantangan Warisan Korporatokrasi dan Solusi bagi Kemandirian Ekonomi Indonesia

Pembelajaran daring ini juga tidak semua cocok untuk siswa karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Secara umum, gaya belajar yakni visual, auditori, dan kinestetik. Siswa yang cenderung belajarnya secara visual lebih mudah menerima pelajaran dengan melihat atau mengamati terlebih dahulu sebelum belajar hal yang baru. Siswa yang gaya belajarnya auditori, maka dia harus mendengarkan penjelasan terlebih dahulu untuk mudah memahami pelajaran. Sementara siswa yang gaya belajarnya kinestetik dia selalu ingin bergerak dan lebih tertarik mencari sendiri tanpa harus selalu membaca.

Efektivitas pembelajaran daring, dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam melakukan kegiatan manajemen. Paling tidak ada tiga menajemen yang dilakukan oleh guru dalam mengelola pembajaran daring, yaitu manajemen waktu, manajemen kelas dan manajemen pembelajaran. Pembelajaran sistem daring yang maksimal hanya bisa dilakukan oleh guru yang memiliki visi yang jelas dalam pembelajaran dan mampu menjalin ikatan batin dengan siswa dengan melakukan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan komunikator. Pembelajaran sistem daring tidak dapat berjalan maksimal karena keterbatasan dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan berkreasi, baik disebabkan oleh jaringan akses internet maupun hambatan yang lainnya, sehingga siswa harus mampu beradaptasi dengan hal-hal yang baru. Guru juga memiliki peran strategis untuk membuat tangguh siswa dengan berusaha memotivasi mereka untuk disiplin belajar, semangat dalam melaksanakan tugas. Pembelajaran online dapat dikatakan efektif apabila, seluruh peserta didik ikut aktif dala
m sesi presentasi, dan menghidupkan interaksi online dengan guru, dan tetap berusaha berkarya melalui pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar. Guru harus kreatif dalam memberikan materi, memberikan tugas-tugas yang dapat menstimulasi siswa untuk bertanya kepada baik kepada guru, teman sekelas, maupun orang tua mereka, serta menggunakan metode belajar yang menyenangkan.

Pemilihan media yang tepat dalam penyelenggaraan pembelajaran, tentunya akan berdampak positif terhadap penerimaan khususnya pada aspek pemahaman siswa pada materi yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran secara daring atau jarak jauh tentunya diharapkan mampu meminimalisir rasa bosan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Variasi media pembelajaran yang digunakan akan memicu semangat belajar siswa, artinya guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam hal penggunaan media pembelajaran khususnya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Semakin tinggi kompetensi guru dalam mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran, maka akan semakin tinggi pula minat dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran secara daring.

Iklan
Iklan