Misalnya, Pantai Batakan yang dikembangkan untuk liburan keluarga, sedangkan Pantai Batakan Baru lebih ditujukan untuk kaum milenial, dengan menyediakan beberapa spot untuk selfie. Sedangkan Pantai Takisung menjadi tujuan wisata umum.
BANJARMASIN, KP – Kabupaten Tanah Laut memiliki lebih dari 30 obyek wisata unggulan, yang bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.
“Kita memiliki lebih dari 30 obyek wisata yang tersebar di Kabupaten Tanah Laut,” kata Bupati Tanah Laut, H Sukamta kepada wartawan, di sela media visit Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kalsel, kemarin, di Pelaihari.
Sukamta mengungkapkan, obyek wisata tersebut terdiri dari wisata pantai, gunung, agro, buatan dan religi, sehingga memiliki pangsa pasar tersendiri.
“Wisata pantai pun dikembangkan dengan konsep berbeda, yang disesuaikan dengan peruntukan atau sasaran wisatawan,” jelasnya.
Misalnya, Pantai Batakan yang dikembangkan untuk liburan keluarga, sedangkan Pantai Batakan Baru lebih ditujukan untuk kaum milenial, dengan menyediakan beberapa spot untuk selfie. Sedangkan Pantai Takisung menjadi tujuan wisata umum.
“Ini yang kita bedakan untuk menarik wisatawan, bahkan mereka tertarik untuk datang ke pantai lain yang belum pernah dikunjungi,” ungkap Sukamta.
Kemudian, juga penyediaan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang kunjungan wisatawan, khususnya perbaikan infrastruktur jalan dan kemudahan mencapai obyek wisata tersebut.
“Kita ada beberapa koridor jalan yang bisa digunakan untuk mencapai tempat wisata tersebut,” jelasnya.
Seperti koridor Utara-Timur yang ditempuh melalui jalan Kiram Banjarbaru menuju Tanah Laut, koridor tengah yang merupakan jalan nasional dan koridor Barat-Selatan melalui jalan Banjarmasin menuju Aluh-aluh hingga Jorong, Kabupaten Tanah Laut.
“Semua koridor jalan ini menuju destinasi wisata yang berbeda dan menarik wisatawan dari daerah berbeda, seperti kawasan Banua Anam, Banjarmasin dan provinsi tetangga, Kalteng,” ujarnya.
Selain itu, Tanah Laut juga akan berupaya mengembangkan obyek wisata malam, agar wisatawan bisa bertahan lebih lama di kabupaten tersebut, yang akan berdampak pada hotel dan restoran.
“Kita memang berupaya menarik pendapatan dari pariwisata, karena sektor lain seperti perkebunan dan pertambangan hanya mendapatkan bagi hasil, mengingat setorannya ke pusat,” ungkap Sukamta.
Karena, pendapatan terbesar saat ini didominasi dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan. Bangunan (BPHTB), pajak penerangan jalan umum dan PAD lain yang sah, berupa deviden dan jasa giro.
“Jadi satu-satunya, ya dari sektor pariwisata yang bisa dikembangkan untuk menunjang PAD Tanah Laut,” katanya.
Kendati demikian, dari sekian banyak obyek wisata hanya ada, hanya lima obyek wisata besar yang sudah memberikan kontribusi kepada daerah, mengingat semua obyek wisata yang ada dikelola oleh swasta.
“Kita sengaja mengembangkan obyek wisata dulu, setelah berkembang bagus, baru dikenakan pajak dan retribusi lainnya, agar obyek wisata ini bisa bertahan dan memberikan multi player effecet kepada masyarakat,” tambah Sukamta. (lyn/K-1)