Banjarmasin, KP – Petugas pemakaman jenazah pasien yang terpapar Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) milik Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin mengeluhkan tak adanya bantuan vitamin hingga Alat Pelindung Diri (APD).
Ketua TPU Pemko Banjarmasin, Sabirin menceritakan, bantuan APD dan vitamin sebagai penjaga imun tubuh agar tak terpapar virus yang menginfeksi jaringan pernafasan manusia ini hanya didapatkan ketika awal pandemi saja.
Padahal, tak mudah bekerja sebagai petugas penggali hingga penutup tanah makam khusus jenazah Covid-19. Dalam sehari, bisa saja mereka menguburkan tiga hingga empat jenazah sekaligus.
“Jam pemakamannya pun tak menentu, bisa siang, sore bahkan malam. Tergantung dari permintaan yang masuk ke kami,” ucapnya saat dihubungi awak media, Jumat (30/07) siang.
Alhasil, stamina para pekerja penggali kubur di lahan resmi milik Pemko itupun terkuras.
“Dulu awal-awal pandemi, ada bantuan vitamin dan APD. Sekarang tidak ada lagi. Upaya menjaga kesehatan tubuh sekarang masing-masing tanggung sendiri,” keluhnya.
Lelaki 42 tahun itu juga mengeluhkan hal lainnya. Semestinya, selain memelihara makam, pekerjaan mereka hanya menggali dan menutup lubang makam.
Tapi pada kenyataannya, terkadang mereka juga yang diminta untuk menurunkan peti jenazah Covid-19 dari mobil ambulance.
“Pekerjaan kami ini jadi bertambah risikonya. Karena tidak ber-APD. Sementara ini, kami hanya pakai masker,” tambahnya.
Masker yang dikenakan itupun juga didapat dari hasil memintanya kepada petugas rumah sakit yang mengantar jenazah.
“Kalau tidak diminta yaa tidak ada,” tukasnya.
Di sisi lain, Sabirin juga menjelaskan, dahulu biaya untuk tugas menggali dan menutup tanah makam, dibiayai oleh Pemko Banjarmasin. Namun kini, biaya itu tak lagi ada.
Alhasil, pihaknya kini terpaksa mematok tarif untuk biaya penggalian dan menutup tanah makam. Perlubang, dikenai biaya Rp800 ribu.
“Kalau tidak begitu, bagaimana kami makan dan minum. Yang ada ini kan cuma upah pemeliharaan makam. Bukan untuk menggali dan menutup tanah makam,” imbuhnya.
“Selain untuk menghidupi keseharian, upah menggali makam itupun juga digunakan petugas penggali makam untuk membeli vitamin secara mandiri,” tambahnya.
Saat ditanya berapa jumlah petugas makam di situ, Sabirin mengaku ada tiga orang. Tapi terkadang, jumlahnya bisa mencapai lima orang.
“Ada kawan-kawan yang biasa juga ikut stand by di sini. Saya tidak mengajak, mereka sendiri yang ikut. Urusan keselamatan, ditanggung masing-masing,” pungkasnya.
Ia membeberkan, hingga kini sudah lebih dari 300 makam jenazah yang dimakamkan di lahan khusus pasien Covid-19.
“Itu datang dari delapan rumah sakit di Banjarmasin,” tandasnya. (Zak/KPO-1)