Banjarmasin, KP – Stok Plasma konvalesen yang dimiliki Unit Donor Darah (UDD) Kota Banjarmasin saat ini diketahui terus menipis. Hal tersebut tidak berjalan lurus dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Kota Banjarmasin.
Ketua Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit, menerangkan, meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Banjarmasin berpengaruh terhadap permintaan plasma konvalesen yang terus meningkat.
Adapun kesulitan memenuhi stok plasma konvalesen ialah mencari pendonornya yang saat ini jumlah pendonornya sudah berkurang .
“Setiap hari permintaan itu sebanyak 20 kanton plasma konvalesen perhari. Dan pendonornya sudah kurang,” katanya.
Pria d3ngan sapaan dr Rama itu mengaku, permintaan plasma konvalesen pada bulan Juli ini mengalami peningkatan.
“Juli ini naik lagi permintaan, sejauh ini sudah kita produksi 40 plasma konvalesen,”tukasnya.
Bahkan. Di hari Sabtu (10/7) PMI Kota Banjarmasin telah kebanjiran permintaan plasma konvalesen. Pasalnya dalam satu hari itu saja pihaknya mendapat 70 permintaan plasma darah yang digunakan sebagai terapi penyembuhan Covid-19.
“Ini merupakan rekor baru permintaan plasma konvalesen yang masuk ke PMI,” tukasnya.
Sedangkan stok olasma konvalesen yang ada saat ini baru 20 kantong.
Karena itu, pihaknya terus melakukan pelacakan para penyintas Covid-19 di Banjarmasin yang bisa mendonorkan plasmanya.
Hal itu dilakukan lantaran mereka mempunyai antibodi di tubuhnya setelah sembuh dari infeksi virus Corona. Kemudian, antibodi itu akan disimpan dalam plasma darah orang tersebut.
“Yang masih ada kita ambil antibodinya,” ucapnya.
Namun, Rama mengatakan sederet kendala penyintas mendonorkan plasma konvalesen di PMI Banjarmasin. Salah satunya program vaksinasi Covid-19.
Orang baru bisa mendonorkan plasma konvalesen setelah kurun waktu 3 hari setelah disuntik vaksin. Kurun waktunya berbeda tergantung jenis vaksin.
“Untuk vaksin Sinovac 3 hari tapi kalau merk Astrazeneca bisa satu bulan baru bisa,” pungkasnya. (Zak/KPO-1)