Oleh : Finki Dona Marleny, M.Kom
Dosen informatika dan Komputer
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang saat ini memasuki level IV di berbagai daerah mengharuskan seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah dan kampus-kampus kembali dilakukan secara daring (online) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan disebut juga belajar di rumah (BDR). Semenjak pemberlakuan belajar di rumah pada Maret 2020 lalu yang kini diperpanjang entah sampai kapan kebijakan ini akan di perpanjang membuat semua kalangan yang terkait dengan pendidikan memutar otak untuk beradaptasi dengan ketidak pastian keadaan di era pandemi Covid-19 ini. Pedoman pendidikan dan pembelajaran jarak jauh kian di atur sedemikian rupa agar tidak ada pihak yang dirugikan dengan kebijakan pembelajaran di rumah ini.
Dari Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, bertujuan memastikan pemenuhan hak anak para pelajar untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan serta memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, siswa, dan orang tua/wali. Dalam hal ini, peran seorang pendidik yaitu seperti guru, dosen dan pengajar lainnya adalah memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara daring, luring maupun kombinasi keduanya yang dapat di lihat dari kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran. Sedangkan peran orang tua/wali adalah sebagai pendamping anak atau pelajar di rumah untuk membantu proses pembelajaran sehingga perlunya komunikasi bagi pendidik untuk berkomunikasi dengan orang tua atau wali dan para pelajar.
Tentunya setelah lebih dari satu tahun pemberlakuan belajar dirumah memiliki sisi positif dan negatif dan bagaimana mengatasi ketidakefektifan sekolah dari rumah atau sekolah daring. Tentunya setiap tingkatan sekolah dan satuan pendidikan memiliki tingkat ketidakefektifan yang berbeda-beda dan memiliki kesulitan yang berbeda pula di setiap daerah, budaya lingkungan menjadikan permasalahan ketidakefektifan belajar di rumah menjadi kian beragam.
Sebagai seorang pendidik harus cepat beradapatasi dengan keadaan seperti ini, inovasi dan kreatifitas seorang pendidik menjadi ujung tombak didalam proses belajar mengajar agar para pelajar selalu merasakan adanya interaksi dan komunikasi yang efektif di dalam proses belajar mengajar. Inovasi yang dilakukan pendidik tak terbatas pada satu atau beberapa alat bantu saja, namun para pendidik harus mengoptimalkan semua ide pemikiran, kreatifitas yang menjadi inovasi di dalam proses belajar mengajar agar apa yang menjadi tanggung jawab dan proses transfer keilmuan tersampaikan dengan baik, tujuan maupun sasaran pembelajaran yang sesuai dengan pedoman Pendidikan di setiap satuan Pendidikan dan berbagai tingkat sekolah-sekolah di daerah.
Di dalam pembelajaran yang diinginkan para pelajar tidak hanya materi-materi ataupun tugas-tugas atau PR, dari survey dan penelitian yang terkait para pelajar memerlukan perasaan hadir nya sosok pendidik dan adanya interaksi sosial dengan pendidik ataupun dengan sesama teman-teman dilingkungan sekolahnya. Bagaimana hal ini bisa dirasakan oleh para pelajar yang tidak hanya berorientasi pada hasil pembelajaran namun perasaan berada pada lingkungan sekolah juga membuat para pelajar akan Kembali semangat didalam proses belajar mengajar di rumah.
Sebagai upaya untuk menjebatani kegiatan pembelajaran di rumah tersebut, para pendidik harus melakukan inovasi, dan banyak upaya strategi agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, tidak membosankan dan terasa hidup. Beberapa hal yang bisa di lakukan oleh para pendidik untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan memanfaatkan situs-situs atau aplikasi pembelajaran online seperti Kelas Maya dalam Portal Rumah Belajar, Edmodo, Google classroom, Zoom, seesaw dan sebagainya. Banyak juga aplikasi – aplikasi edukasi yang menyediakan pembelajaran gratis seperti ruang guru dan Portal Rumah Belajar. Namun demikian, tidak semua pendidik, pelajar maupun orang tua/wali mampu atau terbiasa menggunakan layanan tersebut. Sehingga akan banyak muncul pertanyaan apa yang mudah digunakan oleh mereka? Media seperti apa yang cocok? Dan bagaimanakah memanfaatkannya?
Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, para pendidik perlu memahami apa saja teknologi yang paling sering digunakan oleh peserta didiknya, karena dengan mengetahui apa yang telah biasa digunakan oleh para peserta didik akan mempermudah penyampaian dan layanan yang akan diberikan dalam proses belajar mengajar. Contohnya para pelajar terbiasa menonton dari laman youtube, maka para pengajar harus berinovasi agar media seperti youtube tidak hanya sebagai media yang sering digunakan oleh para pelajar untuk hiburan semata namun dapat menjadi jembatan dan perantara antara pendidik dan pelajar untuk meningkatkan proses belajar mengajar.
Berbagai jenis teknologi dan aplikasi yang dapat menjadi jembatan para pendidik dalam menyampaikan apa yang menjadi tujuan pembelajaran, seperti memanfaatkan fitur live Instagram, menggunakan video pendek dari aplikasi seperti tittok, likee sebagai inovasi pembelajaran, dan masih banyak aplikasi yang memang di tujukan untuk membantu pembelajaran dari rumah. Selain memanfaatkan sosial media yang pada umumnya sudah sering digunakan oleh para pelajar para pendidik juga dapat memanfaatkan teknologi pembelajaran Gamifikasi. Gamifikasi (gamification) merupakan proses menambahkan mekanisme permainan ke dalam lingkungan non-permainan, seperti situs web, komunitas online, sistem manajemen pembelajaran, atau intranet bisnis untuk meningkatkan partisipasi. Dengan menambahkan mekanisme permainan makadapat menginspirasi para pelajar untuk saling berkolaborasi, berbagi, dan berinteraksi sehingga keberadaan teman-teman atau peserta didik lainnya akan semakin terasa. Gamifikasi yang popular digunakan adalah Quizizz, kahoot dan lain sebagainya.
Tentunya pembiasaan adalah kunci dari upaya-upaya mengoptimalkan berbagai teknologi di bidang Pendidikan agar terbiasa dalam menggunakan aplikasi-aplikasi yang dapat menunjang pembelajaran dari rumah.