Banjarmasin, KP – Pasca diumumkannya tiga nama yang diajukan oleh Panitia Seleksi (Pansel) lelang Jabatan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banjarmasin menimbulkan banyak asumsi.
Bakhan adanya isu Sekda titipan masih menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan.
Terlebih dengan dikeluarkannya tiga nama calon Sekda Kota Banjarmasin setelah lolos beberapa hasil seleksi yang dilakukan oleh Panitia Seleksi (Pansel).
Tiga nama tersebut yakni, Iwan Fitriadi (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Banjarmasin), Taufik Rivani (Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Banjarmasin), dan Ikhsan Budiman (Staf Ahli Bupati Tanah Bumbu), yang mana terdapat dua nama yang bukan murni berasal dari lingkungan Pemko Banjarmasin.
Menyikapi hal tersebut Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) ULM Banjarmasin, Taufik Arbain mengatakan bahwa untuk menentukan Sekda sebagai pejabat yang paling memegang hak birokrat untuk asn di Banjarmasin tentunya harus benar-benar teliti.
Lelaki yang juga merupakan Direktur Lembaga kajian politik dan pembangunan daerah juga Ketua Indonesian Association for Public Administration (IAPA) Kalsel itu menilai peran seorang sekda di Banjarmasin saat ini sangatlah penting.
Terlebih, Kota Banjarmasin merupakan salah satu tolak ukur bagi Kabupaten/Kota lainnya, lantaran status Kota Banjarmasin merupakan Ibukota bagi Provinsi Kalsel.
“Memilih Sekda ini bukan hal sembarangan, karena Sekda ini harus benar-benar mengenal lingkungannya, baik itu dari segi birokrasi maupun peran serta untuk mendukung kebijakan-kebijakan Walikota,” ungkapnya melalui sambungan telepon belum lama tadi.
Menurutnya, dalam menentukan Sekda ini harus benar-benar sesuai dengan porsinya, bahkan ia mengibaratkan Sekda ini seperti pertandingan Tinju, yang mana Lingkungan dan Pengalaman dari seorang calon sekda ini harus sesuai kelasnya.
“Sekda merupakan mesinnya dalam birokrasi maka perlu figur yang piawai dalam menata dan memanajemen urusan birokrasi, terlebih punya pengalaman pada jabatan jabatan selevel eselon II,” imbuhnya.
Disisi lain untuk menepis adanya isu Sekda titipan dalam pelaksanaan Lelang terbuka Sekda Kota Banjarmasin ini, menurutnya berbagai hal harus dikesampingkan baik itu kedekatan atau janji-janji politik.
“Segala hal itu harus dikesampingkan, karena yang terpenting itu calon sekda itu ya seperti tadi, dia menguasai lingkungannya,” tekan Taufik.
Ia juga meminta agar siapa saja Sekda yang terpilih nanti, jangan sampai membebani Kepala Daerahnya,”Calon jangan justru membebani kepala daerah dalam mengkoordinasikan program kebijakan dan janji politik,” tandasnya. (Zak/K-3)