Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Ekonomi

Kopi Hirang Efgeen Asli Banua, Peminatnya Hingga Kalteng dan Kaltim

×

Kopi Hirang Efgeen Asli Banua, Peminatnya Hingga Kalteng dan Kaltim

Sebarkan artikel ini
8 3klm kopi
INOVASI - Kopi Hirang Efgeen yang dirintis Yossie Simanjuntak sejak 2017 ini, terus berinovasi dengan menciptakan rasa baru. Selain rasa original, ada pula varian rasa durian dan salted caramel. (KP/Opiq)

Banjarmasin, KP – Bagi pecinta minuman kopi, mungkin bisa mencoba sensasi rasa dari produk UMKM Kopi Hirang dengan merk Efgeen, yang menggunakan kopi jenis liberika hasil budidaya petani di Tanah Laut.

Kopi liberika memang tidak sepopuler dua saudaranya, kopi arabika dan robusta. Namun, dengan aroma khas buah seperti buah nangka dan rasanya yang unik, kopi ini bisa menjadi pilihan penikmat kopi untuk menyeruputnya.

Baca Koran

Diketahui, kopi liberika ini merupakan jenis kopi yang berasal dari Liberia dan Afrika Barat. Pohon kopi ini bisa tumbuh sampai ketinggian 9 meter dari permukaan laut.

Yossie Simanjuntak, pemilik UMKM Kopi Hirang Efgeen yang beralamat di Komplek Taman Palem Asri No.51 Kelurahan Komet, Kecamatan Banjarbaru Utara ini, mengungkapkan, ia memproduksi dengan meracik dan mengemas sendiri kopi liberika yang diambilnya dari petani di daerah Pelaihari.

“Kami memproduksi kopi jenis robusta dan liberika. Nah, untuk kopi liberika ini kami ambil langsung dari Desa Kait-kait di Pelaihari. Pengolahannya pun masih secara tradisional. Saya juga ingin mengangkat usaha petani kopi di sana. Apalagi, usianya sudah banyak yang sepuh,” ujar Yossie saat dihubungi Kalimantan Post, Rabu (11/8/2021).

Ia menceritakan, petani di sana masih memetik secara sederhaha. Menanamnya pun secara liar, tapi di areal tanah mereka sendiri. Kata Yossie, para petani menanam palawija yang bergabung dengan kopi liberika tadi. Prosesnya pun masih sangat sederhana, kopi dipetik dan dijemur secara manual.

“Setelah mengambil dari petani di sana, kopi akan kita roasting (proses memanggang biji kopi mentah; red) dengan menyesuaikan kadar airnya dengan kopi liberika ini,” terangnya.

Menurut Yossie, khas kopi liberika ini dari aromanya yang seperti buah nangka. Saat diseduh dengan air mendidih, rasanya ada rasa pahit dan asam yang menyatu.

Baca Juga :  Rayakan Setengah Abad, AHM Hadirkan Honda Gold Wing Edisi Spesial

“Jadi, seperti perpaduan antara kopi robusta dan arabica.

Nah, di sini saya meracik kopi liberika dalam beberapa varian, karena beberapa tahun terakhir ini penggemar kopi sangat banyak, terutama kaum milenial,” tuturnya.

Agar disukai berbagai kalangan, terutama anak-anak muda, Kopi Efgeen yang dirintisnya sejak 2017 ini pun berinovasi dengan membuat varian rasa durian dan salted caramel.

“Salted caramel itu ada gula halusnya, vanilla nabati dan caramel, yang rasanya seperti ada kejunya. Bagi yang suka manis sudah ada di varian ini. Tapi, kalo yang original ada kopi liberika tanpa gula,” beber Yossie.

Ia menambahkan, rata-rata dalam sebulan bisa menghabiskan antara 30 sampai 50 kilogram kopi. Selain dipasarkan di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel), Kopi Efgeen juga dipasarkan hingga provinsi tetangga, khususnya Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Timur (Kaltim).

“Produk kami ada dijual di banyak toko oleh-oleh, minimarket, kios di bandara, dan ritel besar seperti di hypermart di Banjarmasin dan Banjarbaru. Kita juga pasarkan sampai ke Kalteng. Selebihnya ada yang order secara langsung,” imbuhnya.

Saat ini, kata Yossie, lantaran aturan PPKM dan pembatasan antar provinsi, sasaran penjualannya menyasar ke perkapalan dan pertambangan.

“Awak kapal, seperti tugboat dan tongkang sangat suka minum kopi, termasuk orang-orang yang kerja di tambang batubara atau emas yang ada di camp-camp. Jadi, kita sekarang juga sering kirim ke Kaltim,” jelasnya.

Tak hanya itu, kata Yossie lagi, pihaknya juga tengah menjajaki kerjasama dengan bandara di Jakarta dan Bandung, serta pusat perbelanjaan Sarinah. “Lantaran pandemi dan PPKM, proses kurasi jadi mundur,” ucapnya.

Sementara, untuk harga, Kopi Efgeen dibandrol Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Dengan dua kemasan berbeda, yakni standing pouch dan kaleng.

Baca Juga :  Syamsinar Sebut Penerimaan PBB Rp 33.26 Miliar, Alami Kontraksi 71,52 Persen

“Gramasinya sama-sama 200 gram. Namun, untuk kemasan kaleng ini konsepnya premium, terutama untuk di bandara-bandara. Saya berharap, penjualan UMKM produk lokal ini semakin tinggi peminatnya, dengan segala kekhasan rasa dan prosesnya yang masih tradisional. (opq/K-1)

Iklan
Iklan