Ketua Forum Komunikasi Penyelenggara Ibadah Umrah dan Haji (FKPIUH) Kalsel Saridi, mengatakan, pihaknya menunggu adanya angin segar bagi pengusaha travel haji dan umrah.
BANJARMASIN, KP – Pemerintah Arab Saudi bakal membuka kembali pintu perjalanan ibadah umrah bagi masyarakat dunia, mulai 1 Muharam 1442 Hijriah atau sekitar tanggal 10 Agustus 2021.
Kendati demikian, Pemerintah Arab Saudi tetap memberlakukan pembatasan kepada negara-negara tertentu untuk dapat masuk ke negaranya. Sementara, Indonesia sendiri belum termasuk ke dalam negara-negara yang diizinkan masuk.
Kebijakan pemerintah Arab Saudi untuk memperketat penerimaan jamaah haji 2021 berdampak pada tak kebagiannya Indonesia untuk memberangkatkan jemaah.
Dengan demikian, dua tahun berturut-turut tak ada jamaah haji asal Indonesia yang diberangkatkan ke tanah suci dalam ibadah tahunan ini.
Pemerintah Arab Saudi memang memperketat penerimaan jamaah haji untuk tahun ini. Jemaah yang akan diterima yakni yang telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dari vaksin yang telah menerima Emergency Use Listing Procedure (EUL) dari WHO. Vaksin yang dimaksud adalah Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson dan AstraZeneca.
Sedangkan Indonesia saat ini hanya menggunakan AstraZeneca, itupun dalam jumlah terbatas. Sementara vaksin paling banyak yang digunakan di Indonesia, yakni Sinovac, yang saat ini masih belum mendapatkan EUL dari WHO.
Informasi tersebut juga sudah diketahui oleh para pengusaha travel haji dan umrah di Banua. Mereka sangat berharap, Indonesia termasuk dalam negara yang boleh mengirimkan jamaahnya.
Ketua Forum Komunikasi Penyelenggara Ibadah Umrah dan Haji (FKPIUH) Kalsel Saridi, mengatakan, pihaknya menunggu adanya angin segar bagi pengusaha travel haji dan umrah.
“Kita berharap kemenag RI terus melakukan lobi, sehingga Indonesia bisa mengirimkan jamaah umrah ke Tanah Suci,” ujar Saridi, kemarin.
Menurutnya, banyak masyarakat Kalsel yang ingin berangkat. Meski begitu, ia pun memahami kondisi pandemi Covid-19 yang juga melanda Arab Saudi. Pastinya, negara tersebut akhirnya lebih berhati-hati saat membuka pintu bagi jemaah umrah.
“Kami para pengusaha travel tetap menunggu keputusan dari pemerintah Arab Saudi,” imbuhnya.
Saridi menambahkan, seandainya nanti diizinkan masuk, pihaknya akan menaati aturan yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi. Salah satu syaratnya, yakni para calon jamaah harus sudah divaksin. Hanya saja, katanya, vaksin yang digunakan sudah ditentukan jenisnya.
“Kalau sudah vaksin dengan vaksin dari China, harus di suntik lagi, atau istilahnya di booster dengan merek lain, misalnya Moderna, atau Pfizer,” tutur owner Al Insani Travel ini.
Diketahui, Pemerintah Arab Saudi menunda perjalanan umrah dan haji lantaran demi mencegah penularan Covid-19. Sepanjang tahun 2020-2021, beberapa kali perjalanan umrah kembali dibuka untuk jemaah, namun dari dalam Arab Saudi atau hanya negara-negara tertentu saja.
Dalam dua tahun terakhir ini, ucap Saridi, bisnis travel umrah seperti mati suri. Padahal, calon jemaah di Kalsel yang ingin berangkat terbilang cukup banyak. Jumlahnya mencapai 250 orang dalam daftar calon jemaah di travelnya.
“Ada juga yang batal dan mengambil setorannya, tapi tidak banyak, hanya beberapa orang saja” ungkap Saridi.
Sementara itu, Kabid PHU Kemenag Kalsel, Rusbandi, juga belum bisa memberikan keterangan, karena pihaknya masih menunggu arahan dari Kemenag RI. “Kita masih menunggu arahan dari pusat,” ujarnya. (opq/K-1)