Oleh : Mambang,M.Kom
Ketua Indonesian Computer Electronics And Instrumentation Support Society (IndoCEISS) Kalsel
Pendiri rumah perubahan Rhenald Kasali, telah melakukan analisa dan kajian terhadap hadirnya Future intelligences, dimana kita akan dihadapkan pada kecerdasan-kecerdasan baru, kecerdasan yang relevan untuk mengarungi era Post-Covid-19.
Saat ini, setiap detiknya, lahir 155 ribu pengguna baru media sosial serta rata-rata lebih dari 1,3 juta pengguna baru di media sosial setiap harinya. We Are Social mencatat jumlah pengguna media sosial secara global terus meningkat setiap tahunnya.
Pada Januari 2021, angkanya mencapai 4,2 miliar atau tumbuh 13,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan media sosial yang meningkat tajam dari tahun ke tahun inilah membuat perubahan tak kasat mata pada tatanan sosial masyakat kita.
Di era digital, kecerdasan tak lagi dipandang dengan nilai atau angka, menurut Praktisi Pendidikan Munif Chatib, kecerdasan itu merupakan rangkaian dari beberapa kemampuan. Menurut Dusek (2012) kecerdasan dapat didefinisikan melalui dua jalan yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif, kecerdasan adalah proses belajar untuk memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi, sedangkan secara kualitatif kecerdasan merupakan suatu cara berpikir dalam membentuk konstruk bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan dengan dirinya.
Howard Gardner dalam Akyas (2014) berpendapat kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu.
Menyongsong era digital dan persaingan global masa depan, sumber daya manusia tentunya memiliki peranan sangat penting demi terciptanya peradapan modern.
Kebiasaan manusia tentunya secara perlahan akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga kita perlu mengantisipasi hal tersebut dengan melihat ke masa depan, dimana hadirnya kecerdasan-kecerdasan baru yang membuat kita semua harus bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Pendiri sekaligus Chairman Eksekutif dari Alibaba Group “Jack Ma” mengatakan ditahun 2030 nanti, 80 persen perdagangan dunia akan melalui e-commerce. Ketika kini transformasi digital terjadi dengan begitu cepat, sepertinya apa yang dikatakan “Jack Ma” dapat terjadi lebih cepat dari prediksinya. Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi termasuk orang, bisnis dan teknologi dan dipandu oleh strategi bisnis yang lebih luas.
Transformasi digital memaksa kita untuk terus melihat pada masa depan, karena dimasa depan bidang pekerjaan dan bidang-bidang lainnya yang dilakukan saat ini tentunya akan sangat berbeda dengan apa yang akan terjadi di masa depan. Dari sinilah maka diperlukan kecerdasan-kecerdasan baru untuk menangkap kesempatan dalam era teknologi informasi saat ini. Berikut ini penjelasan mengenai kecerdasan baru yang perlu untuk dipersiapkan di era digital.
Kecerdasan dalam menggunakan teknologi (Technological Intelligence) yaitu kecerdasan bagaimana memanfaatkan, mengikuti dan menggunakan teknologi. Disinilah peran kita semua untuk melatih dan membimbing anak-anak muda sekarang untuk terbiasa menggunakan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai moral dan budi pekerti.
Kecerdasan Kontekstual (Contextual Intelligence), yaitu kecerdasan yang diperlukan dalam melihat kondisi atau suatu keadaan terjadi, apalagi pada era digital saat ini banyak anak-anak muda yang bekerjanya di belakang teknologi maka kondisi ini harus dipahami dengan melihat dari sudut pandang dimana lingkungannya bekerja, karena banyak orang tidak paham di mana dia berada dalam kehidupan.
Kecerdasan untuk menghadapi orang-orang di sekitar dengan beragam perilaku (Social dan Emosional Intelligence), merupakan kecerdasan yang perlu dibekali pada anak-anak dan generasi muda. Lihatlah kondisi saat ini banyak sekali anak-anak yang sejak kecil yang aktif di depan teknologi dan kondisi ini jangan sampai membuat anak-anak dan generasi muda tidak memiliki kecerdasan dalam menghadapi orang-orang di sekitarnya dengan beragam perilaku.
Kecerdasan untuk menangkap kesempatan atau peluang (Generative Intelligence) merupakan kecerdasan untuk mampu mangambil peluang sekecil apapun, karena pada era digital saat ini banyak sekali peluang dan kesempatan yang ada di sekitar tetapi banyak tidak bisa menangkap kesempatan tersebut.
Kecerdasan untuk mengeksplorasi berbagai kesempatan dan kemudian melakukan transformasi (Explorative Transformational Intelligence), pada era digital saat ini kecerdasan ini diperlukan untuk mencari atau menemukan sesuatu dalam berbagai kesempatan dan kemudian melakukan transformasi terutama yang berada di dunia yang lama menuju dunia baru era digital.
Dan yang terakhir adalah kecerdasan untuk bekerja menggunakan nilai-nilai yang berlaku secara universal untuk mencapai puncak yang tertinggi (Integritas Intelligence). Kecerdasan ini sangat penting dimiliki sehingga kita memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Anda boleh sangat cerdas tetapi kuncinya adalah apakah anda dapat dipercaya atau tidak.
Menangkap dan melihat peluang sekecil apapun dari informasi yang ada saat ini tentunya menjadi skill dan pondasi dalam menyongsong era digital. Lembaga pendidikan formal dan non-formal harus mempunyai visi untuk mencetak calon pemimpin-pemimpin yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi lebih penting lagi memiliki kompetensi, kesadaran, komitmen dan skill-skill yang diperlukan abad 21.
Kita perlu mengajarkan dan melatih anak-anak muda pada kecerdasan-kecerdasan baru tersebut ditengah hingar bingarnya media sosial dan kemajuan teknologi yang terus bergerak maju.
Malcolm Gladwell dalam bukunya “Outliers” menceritakan rahasia dibalik kesuksesan tokoh-tokoh besar seperti Bill Joy, Bill Gates dan tokoh lainnya dimana mereka cerdas dalam melihat sekecil apapun peluang. Transformasi digital yang datang lebih awal dan bergerak lebih cepat tentunya memerlukan kecerdasan-kecerdasan baru untuk menangkap kesempatan yang ada saat ini.
Malcolm Gladwell juga dalam bukunya “Blink” menjelaskan bahwa kemampuan-kemampuan kita menentukan, menganalisis sesuatu dengan jernih dan benar dari sebuah infomasi yang sangat minim mampu menjadikan pemenang di era digital saat ini.