Banjarmasin, KP – Seperti terdampar tak bertuan, Rumah Lanting yang ada di samping Dermaga Apung Banjarmasin nampak kumuh bersandar di tepian Sungai Martapura.
Pasalnya, dari pantauan di lapangan Jumat (5/11) siang rumah rakit yang dibuat pada masa kepemimpinan Wali Kota Muhidin itu kini terlihat kumuh dengan cat yang sudah tampak memudar.
Bahkan jendela dan dinding kayu dari fasilitas wisata yang berbentuk Rumah Adat Banjar itu banyak yang patah dan lepas. Lantainya yang berbahan papan kayu ulin pun tampak banyak berlobang.
Entah siapa yang merusaknya. Namun dari informasi yang didapat dari warga sekitar, bangunan yang mengapung di atas aliran Sungai Martapura itu sering digunakan beberapa oknum warga untuk sebagai lokasi minum-minuman keras oplosan dan ngelem.
Padahal Rumah Lanting tersebut dibangun dengan tujuan melestarikan kebudayaan dalam bentuk bangunan tradisional masyarakat Banjar.
Kondisi itu rupanya sudah menjadi sorotan oleh Wali Kota Banjarmasin saat ini, yakni Ibnu Sina. Karena itu, orang nomor satu di Bumi Kayuh Baimbai ini menginstruksikan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) agar memperbaiki fasilitas wisata tersebut.
Hal itu diungkapkannya lantaran Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin berencana bakal kembali membuka operasional objek wisata Siring yang sebelumnya ditutup sejak pandemi Covid-19 masuk ke Kota Baiman ini.
“Sebelum dibuka, kami minta apa yang perlu di renovasi, renovasi terlebih dahulu, Misalnya lanting-lanting bambu disana harus dibersihkan dulu. Pada intinya apa yang perlu pembenahan mari dibenahi terlebih dahulu,” ungkapnya saat ditemui awak media, Selasa (2/11) kemarin.
Lantas, mengapa pihak Disbudpar masih belum mengambil keputusan atas keberadaan rumah lanting yang sudah rusak tersebut?
Saat dikonfirmasi, Kepala Disbudpar Kota Banjarmasin, Ikhsan Al-Haq menjelaskan bahwa pihaknya berencana akan memusnahkan bangunan Rumah Lanting yang saat ini tersandar di tepi Siring Piere Tendean.
Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan karena bangunan Rumah Lanting yang ada saat ini dinilainya sudah tidak representatif dan banyak kerusakan.
Sehingga pihaknya bakal mengganti Rumah Lanting tersebut dengan bangunan yang baru.
“Akan kita ganti dengan Rumah Lanting yang baru, dengan konsep bangunan yang lebih menarik, misalnya seperti objek wisata Rumah Lanting Mantuil,” ucapnya melalui sambungan telepon, Kamis (4/11) siang.
Kendati demikian, Ikhsan mengaku pihaknya masih belum bisa memastikan rencana tersebut bakal terealisasi.
Pasalnya, untuk memusnahkan Rumah Lanting peninggalan Muhidin itu, pihaknya terlebih dahulu harus mengantongi rekomendasi dari Bidang Aset, Badan Keuangan Daerah (Bakeuda).
“Karena (Rumah Lanting) itu masuk dalam aset daerah, jadi untuk menghapusnya harus melalui prosedur yang sudah ditetapkan,” ujarnya.
“Sekarang kita sudah mengajukannya ke Bakeuda, tapi rekomendasi untuk hal ini masih belum kita terima. Makanya kita tidak bisa berbuat banyak soal kondisi Rumah Lanting ini,” tandasnya. (Zak/KPO-1)