Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Hulu Sungai Selatan

Pancasila Jangan Dijadikan Jargon

×

Pancasila Jangan Dijadikan Jargon

Sebarkan artikel ini
hal 12 HSS 1 3 klm 18
WAWASAN KEBANGSAAN – Wakil Ketua DPRD Kalsel, M Syaripuddin melakukan Sosialisasi Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan kepada generasi muda di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kemarin. (KP/Ist)

Kandangan, KP – Wakil Ketua DPRD Kalsel, M Syaripuddin mengingatkan agar Pancasila jangan hanya dijadikan jargon, namun benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Pancasila jangan jadi jargon semata, namun diimplementasikan dalam kehidupan,” kata Bang Dhin, panggilan akrab M Syaripuddin, saat memberikan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaaan, di Sanggar Pramuka, Kandangan, kemarin.

Kalimantan Post

Apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini, semua pihak baik masyarakat, kelompok, organisasi dan lainnya harus saling bahu membahu, tolong menolong satu sama lain.

“Tidak hanya masyarakat, anak-anak muda pun ikut bergotong royong saling membantu, ini adalah nilai-nilai pancasila yang sudah dijalankan,” jelas politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

Untuk itu, Bang Dhin sengaja menghadirkan narasumber yang merupakan panutan anak muda dan masyarakat di Bumi Rakat Mufakat, yakni Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS), Syamsuri Arsyad, Ustaz DR Diny Mahdani dan pimpinan Ponpes Darul Hadid, Habib Hadid AlAydrus.

“Jadi anak muda mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila,” tambah Bang Dhin, pada kegiatan yang dihadiri dewan kerja cabang, ambalan dan kwarcab Pramuka HSS.

Wakil Bupati HSS, Syamsuri Arsyad mendukung Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan bagi generasi muda, karena persoalan berbangsa dan bernegara harus terus disosialisasikan.

“Ini adalah upaya untuk meningkatkan semangat kita dalam berbangsa dan bernegara, mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” kata Syamsuri.

Apalagi generasi sekarang berbeda dibanding dulu, yang mana dihadapkan persoalan kompleks.

“Nilai gotong royong sudah mulai tidak dirasakan, karena pengaruh perkembangan teknologi informasi digital, yang mana bisa dijawab dengan gadget,” tambahnya.

Hal itulah yang menjadi pembatas dan jarak bagi kehidupan sosial generasi penerus bangsa.

“Yang terpenting adalah kita lebih perduli dengan persoalan bangsa ini agar lebih baik,” jelas Syamsuri. (lyn/K-6)

Baca Juga :  Bupati HSS Buka Bimtek Puskesos SLRT
Iklan
Iklan