Pendapatan yang diperoleh dari hasil dagangannya hari ini sangat jauh jika dibandingkan dengan sebelum adanya Covid-19
BANJARMASIN, KP – Para acil pasar terapung yang menambatkan jukung ya di dermaga Pasar Terapung Siring Piere Tendean Banjarmasin harus puas dengan minimnya hasil dagangannya hari ini, Minggu (21/11).
Pasalnya, mereka terpaksa harus pulang lebih awal ke rumahnya yang berada di Desa Lok Baintan, Kabupaten Banjar, lantaran adanya batasan waktu yang disediakan oleh pelaksana simulasi pembukaan Pasar Terapung Siring Piere Tendean.
Masitah, salah satu pedagang yang biasanya mangkal di dermaga apung Siring Piere Tendean mengaku pihaknya hanya diberi waktu sampai pukul 10.00 WITA untuk berjualan di dermaga tersebut.
Padahal, wanita berusia 46 tahun itu mengaku sudah meminta izin kepada pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) untuk bisa berjualan sampai sore hari di lokasi wisata andalan Kota Banjarmasin ini.
“Tadi kita sudah minta izin untuk menaikkan dagangan ke lanting, tapi katanya hanya diberi waktu sampai jam 10 pagi saja karena ini hanya permulaan (simulasi). Jam 11 pun juga harus bubar,” ucapnya saat dibincangi awak media.
Alhasil, Masitah bersama puluhan acil pasar terapung lainnya terpaksa pulang lebih awal dibandingkan minggu-minggu biasanya.
Pasalnya, ia mengaku sebelum pandemi melanda Kota Banjarmasin yang mengakibatkan ditutupnya lokasi wisata Siring Piere Tendean dirinya berjualan sampai sore hari.
“Karena ada batasan waktu ini, kami habis atau tidaknya jualan tetap disuruh pulang (bubar),” ujarnya.
“Padahal kami berharap diizinkan berjualan disini paling tidak sampai sore, tapi bosnya (Kepala Disbudpar, Ihsan Alhak) tidak memberikan izin. Jadi kami ikut saja,” sambungnya.
Menurutnya, pendapatan yang diperoleh dari hasil dagangannya hari ini sangat jauh jika dibandingkan dengan sebelum adanya Covid-19. Hal itu dikarenakan sedikitnya jumlah pengunjung yang diperbolehkan masuk.
“Kalau banyak yang datang ke sini mendingan. Tapi yaa kita syukuri lah hasil jualan hari ini, asalkan ada uang yang dibawa pulang,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nurul Huda. Salah seorang acil pasar terapung itu mengaku terpaksa pulang ke rumah meski modal berjualannya hari ini belum tertutupi.
Menurutnya, pandemi Covid-19 yang mewabah sekarang ini sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian keluarganya.
Pasalnya, menurut wanita berusia 45 tahun itu, dirinya bisa membawa pulang uang lebih satu juta di setiap akhir pekan (sabtu-minggu). Sekarang untuk mengembalikan modal jualan saja sulit.
“Modal hari ini dua ratus ribu, sampai jam 10 ini saja belum tertutupi,” keluhnya.
Kendati demikian, dirinya mengaku bersyukur atas dibukanya dermaga di Pasar Terapung Siring Piere Tendean kali ini.
“Alhamdulillah dibuka lagi. Kita berharap di kawasan ini bisa maju dan pembeli bisa ramai lagi seperti sedia kala agar perekonomian kita bisa kembali membaik. Karena kondisi kami di kampung juga sakit, apalagi setelah diterjang banjir kemarin,” tutupnya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Pasar terapung Siring Piere Tendean, Rabiatul Adawiyah mengaku senang dengan fasilitas pasar terapung tersebut.
“Walaupun masuknya dengan persyaratan, kita sebagai pengunjung senang pasar terapung di sini bisa dibuka lagi,” ungkapnya.
Bukan tanpa alasan, ia menilai dengan kembalinya acil-acil pasar terapung berjualan otomatis akan memperbaiki perekonomian masyarakat.
“Kasian juga mereka (acil-acil pasar terapung) sudah hampir dua tahun tidak bisa berjualan disini. Kalau dibuka seperti ini kan bisa membantu mereka mengembalikan kondisi perekonomian keluarganya,” ujarnya singkat.(Zak/K-3)